KONTEKS.CO.ID – Paus Fransiskus memperingatkan dampak negatif kecerdasan buatan (AI) terhadap masyarakat saat mengunjungi Singapura.
Pemimpin umat Katolik dunia itu juga mengkritik Singapura terkait pekerja migran. Paus Fransiskus menyerukan upah yang “adil” bagi mereka.
Komentar dari kepala Gereja Katolik itu tersampaikan pada hari ini, Kamis 12 September 2024, saat negara-kota berteknologi tinggi itu menjadi tempat perhentian terakhirnya dalam lawatan 12 hari ke Asia Pasifik.
Mengutip Al Jazeera, Paus menilai, perkembangan teknologi berisiko mengisolasi individu dan menempatkan mereka dalam realitas palsu.
“AI harus tergunakan untuk mendekatkan orang-orang dan untuk meningkatkan pemahaman dan solidaritas dalam masyarakat,” katanya..
Ia juga memperingatkan bahwa AI tidak boleh membuat orang melupakan apa yang penting, yakni hubungan antarmanusia.
Ini bukan pertama kalinya Paus berusia 87 tahun itu mempertimbangkan AI. Pada bulan Juni, ia menyerukan larangan “senjata otonom yang mematikan”.
Seruan itu ia utarakan dalam pidatonya kepada para pemimpin negara-negara demokrasi industri teratas Kelompok Tujuh pada pertemuan puncak yangteradakan di Italia.
Paus Fransiskus Minta Singapura Perhatikan Gaji Pekerja Migran
Di Singapura yang makmur, Fransiskus juga mengajukan permohonan agar pekerja asing mendapat bayaran dengan adil. Ia mengatakan, “perhatian khusus” harus pemerintah setempat berikan guna melindungi martabat pekerja migran.
“Pekerja ini berkontribusi besar bagi masyarakat dan harus terjamin upah yang adil,” kritiknya dalam pidato kepada para pemimpin politik dan pejabat setempat.
Pekerja murah telah berperan penting dalam pertumbuhan pesat kota-kota besar yang gemerlap seperti Singapura.
Menurut data pemerintah dari Desember 2023, ada 1,1 juta orang asing yang memiliki izin kerja di Singapura. Mereka memiliki penghasilan kurang dari 3.000 dolar Singapura (USD2.300) per bulan.
Angka tersebut mencakup 286.300 pekerja rumah tangga dan 441.100 pekerja di sektor konstruksi, galangan kapal, dan manufaktur. Sebagian besar dari mereka berasal dari Bangladesh, China, India, Malaysia, dan Filipina.
Para advokat mengatakan, mereka tidak memiliki perlindungan yang memadai terhadap eksploitasi. Bahkan terkadang mengalami kondisi hidup yang buruk, tuduhan yang Singapura bantah.
Sebuah LSM Singapura yang menyediakan layanan bagi pekerja migran, Organisasi Kemanusiaan untuk Ekonomi Migrasi, menyambut baik pernyataan Paus.
Mereka sepenuhnya setuju dengan seruannya untuk upah yang adil.
Jumlah Pekerja Migran di Dunia
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional, terperkirakan ada 170 juta pekerja migran di seluruh dunia. Sekitar 5%dari tenaga kerja global.
Singapura adalah perhentian terakhir dalam lawatan Paus yang sangat singkat, yang meliputi kunjungannya ke Indonesia, Papua Nugini, dan Timor Timur.
Di Timor Timur, ia mengadakan misa untuk 600.000 umat – hampir setengah dari populasi negara tersebut.
Menurut Vatikan, dari hampir enam juta penduduk Singapura, sekitar 176.000 beragama Katolik.
Misa besar di Stadion Nasional Singapura menarik sekitar 55.000 orang pada Kamis sore. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"