KONTEKS.CO.ID – Tim Solyd Ias Universitas Brawijaya berhasil meraih gelar juara dalam kompetisi Solve for Tomorrow (SFT) 2024.
Pada kompetisi yang Samsung adakan itu, Tim Solyd Ias Universitas Brawijaya membangun inovasi Portable Kit-Dimmer Level Detector. Inovasi yang bertujuan mendeteksi Sudden Cardiac Death (SDC).
Tim ini terdiri dari lima mahasiswa Unbraw. Mereka merancang metode dan perancangan perangkat guna pendeteksian kadar D-Dimer. Perangkatnya berupa Portable KIT D-Dimer Level Detector berwujud strip rapid test.
Untuk Anda ketahui, D-Dimer adalah degenerasi fibrin untuk mengetahui abnormalitas pembentukan pembekuan darah. Ini juga untuk menilai adanya pemecahan bekuan tersebut.
Perangkat ini Tim Solyd Ias bangun berdasarkan sejumlah studi terkait prevalensi kematian karena beragam penyakit penyakit jantung alias kardiovaskular.
Studi menguraikan bahwa kadar D-Dimer tinggi sebagai salah satu faktor risiko penyakit jantung yang wajib terwaspadai.
Tim Solyd Ias Universitas Brawijaya Jelaskan Cara Kerja Portable Kit-Dimmer Level Detector
Mereka menjelaskan, pengembangan perangkat juga merujuk proses pemeriksaan kadar D-Dimer di Indonesia yang tergolong rumit. Pemeriksaannya hanya dapat pasien laukan di RS, klinik, dan lab dengan bantuan tenaga medis.
Lima mahasiswa Unbraw mengutarakan, sampel yang sekarang biasanya tergunakan hanya plasma darah. Imbasnya, pengambilan tes wajib dengan proses pengambilan darah pasien. Proses ini jelas membutuhkan tahapan pengetesan yang panjang.
Sementara Portable KIT D-Dimer Level Detector menggunakan metode Elisa KIR dan lateral flow immunosorbent assay. Metode itu guna menganalisa kadar D-Dimer dengan saliva serta urin.
Guna mempermudah serta mempercepat proses deteksi kadar D-Dimer, mereka menambahkan silk fibroin untuk memperpanjang daya simpan strip. Dengan begitu bisa tersimpan pada suhu ruang.
Menurut Tim Solyd Ias, perangkat mereka kembangkan dengan menganalisa 11.000 sampel dari 40 pasien. Sementara tingkat akurasinya 94,7%.
Portable KIT D-Dimer Level Detector juga terintegrasikan dengan aplikasi D-App sebagai medium untuk menginterpretasikan citra warna yang muncul pada perangkat.
Aplikasi ini terancang merujuk teknologi Deep Learning dengan metode Convolutional Neural Network (CNN).
Dengan demikian, alat semakin mudah, murah dan fleksibel untuk tergunakan di mana dan kapan saja.
Cara kerjanya sederhana. Pengguna hanya perlu mengambil gambar dari hasil uji. Lalu melakukan pre-processing melalui AI.
Model yang paling cocok akan terintegrasikan di aplikasi, dan akurasinya akan teruji sehingga memunculkan hasil kadar yang dimiliki.
Aplikasi terlengkapi sejumlah fitur kesehatan lainnya. Seperti pencarian dokter dan klinik terdekat sampai tips-tips kesehatan. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"