KONTEKS.CO.ID – Ratusan orang, bahkan banyak di antaranya adalah mahasiswa/mahasiswi Institut Pertanian Bogor (IPB) terjerat pinjaman online (pinjol). Namun kali ini kasusnya berbeda dari yang pernah ada sebelumnya.
Modus kali ini lebih ke meminjam data korban dan pelaku menggodanya dengan fee atas data yang digunakan untuk pinjol. Sementara pelaku diduga adalah pemilik toko di ecommerce.
Tercatat ada 321 korban dan 126 orang masih berstatus mahasiswa/mahasiswi Institut Pertanian Bogor (IPB). Mereka terkena penipuan bermodus pencarian dana melalui e-commerce yang pembayarannya melalui pinjol.
Korban mengadukan penipuan oleh pemilik toko ke Polresta Bogot Kota. “Kami, 11 orang kemarin ke polisi. Kejadiannya di kabupaten, ada juga yang di Kota Bogor,” ungkap Silvia Nuraeni, mahasiswi IPB, salah satu korban kepada awak media, Senin, 14 November 2022.
Aksi kejahatan itu berawal ketika para mahasiswa tengah mencari sponsor acara. Dia dikenalkan kakak kelasnya dengan salah satu pelaku, Aisyah.
Pelaku merayu akan menghibahkan uang cuma-cuma dengan syarat membeli barang di toko miliknya di berbagai platform e-commerce. Yaitu, Shopee, Tokopedia, Bukalapak, serta Akulaku.
Kemudian Sylvia dibuatkan akun pinjaman online yang terhubung ke e-commerce. Lalu dia membeli satu unit notebook. Bahkan pelaku merancang sendiri alamat penerima produk.
Dari pembelian itu korban dijanjikan uang 10%. “Untuk membeli barang kami dibuatkan akun Shopee (cara pembayarannya via pinjol). Kalau misalnya pinjaman buat belanjanya tiga juta, saya dapat Rp300.000. Uang itu juga dipakai buat mendanai kegiatan mahasiswa,” ujarnya.
Sebulan berlalu, tersebar berita ada orang yang tidak dibayarkan pinjamannya oleh Aisyah. Begitu juga ddengan cicilan pinjolnya, yakni Rp14 juta.
“Kami ingin bikin laporan ke polisi sebab merasa tertipu. Pelaku selalu mengulur waktu pelunasan cicilan. Bulan depan, bulan depan, hingga sekarng belum terbayarkan. Ini sudah sejak Agustus lalu, September dan sekarang November,” bebernya.
Dia menambahkan, sekarang para korban dibantu Karukunan Warga Bogor (KWB) mengimpun banyak korban yang akan didampingi pelaporannya.
Berdasarkan data yang diterima, terdapat 321 korbang, dan 126 orang di antaranya mahasiswa IPB. Sementara nilai keseluruhan uang pinjolnya Rp2.382.289.017.
“Ada sejumlah debt collector yang datang ke rumah, diteror melalui chatting. Pelaku tidak tahu di mana, namun bisa dihubungi oleh kita,” tambahnya.
Mahasiswi IPB korban penipuan lainnya, Aurelia menjelaskan, mereka diminta memberi ulasan positif di toko seusai pembelian selesai. Ini demi mengerek rating toko online pelaku.
Sama seperti Sylvia, Aurelia ikut didaftarkan ke akun pinjol yang terhubung ke e-commerce. “Kami disuruh mengaktifkan Akulaku, Shopeepay Later, Kredivo, (kemudian) pinjam,” tututnya..
Disinggung kenapa mau menuruti perintah pelaku, Aurelia mengungkapkan, karena rekam jejaknya bagus. Ada kakak tingkat yang menjalin kerja sama dengan pelaku.
“Catatannya bagi, tak nermasalah. Selalu apik dan angsuran selalu dibayar sama dia (pelaku). Makanya saya berani,” jelasnya.
Dijelaskannya, rata-rata mahasiswa yang dibuatkan akun terlilit pinjaman Rp8 juta-10 juta. Dirinya sendiri terjerat pinjol yang dilakukan oleh Aisyah sebesar Rp 6,5 juta.
“Ada teman saya sampai 29 juta. Rata-rata 8 sampai 10 juta. Total keseluruh anak IPB saya tidak tahu, kalau 321 korban ini sudah didata itu hampir 3 miliar. IPB di sendiri menurut data ada 126 korban. Dari 321 sekian,” tuturnya. Untuk meminta perlindungan, para mahasiswa melaporkan kejadian ini ke Polresta Bogor Kota. Pihak kepolisian memberikan SP2HP (Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan).
Terpisah Kepala Satreskrim Polresta Bogor Kota, Dhoni Erwanto mengamini kasus penipuan tersebut. Sekarang polisi sudah menerima laporan dugaan penipuan yang menimpa ratusan mahasiswa/mahasiswi IPB. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"