KONTEKS.CO.ID – Ratusan karyawan mundur dari Twitter setelah menerima email dari sang bos, Elon Musk. Namun Musk tak ambil pusing alias “emang gue pikirin”.
Elon Musk sendiri telah mengguncang Twitter sejak mengambil alih platform micro-blogging tersebut pada akhir Oktober 2022. Langkah terakhirnya telah mengakibatkan eksodus karyawan dan penutupan kantor.
Awal pekan ini, Musk mengeluarkan ultimatum email kepada staf Twitter. Dalam email ditegaskan, karyawan perlu berkomitmen untuk bekerja berjam-jam dengan intensitas tinggi. Atau membersihkan meja mereka alias mundur pada Kamis, 17 November 2022.
Sejumlah besar dari karyawan Twitter telah mengambil opsi kedua. Mereka lebih memilih pesangon tiga bulan, sehingga menyebabkan perusahaan menutup sementara kantornya karena ratusan karyawan telah keluar, menurut laporan yang dilansir laman Cointelegraph, Jumat, 18 November 2022.
Twitter juga mengumumkan untuk sementara menangguhkan semua akses lencana hingga Senin, 21 November. Manajemen meminta staf untuk menahan diri dari mendiskusikan informasi rahasia perusahaan di media sosial, dengan pers atau di tempat lain.
Menurut jajak pedapat di aplikasi tempat kerja Blind, dari 180 orang peserta, 42% memilih jawaban “Mengambil opsi keluar, saya bebas!” lapor Reuters.
Dalam jajak pendapat terpisah, separuh responden memperkirakan bahwa 50% staf akan pergi.
Karyawan bukan satu-satunya yang melarikan diri dari Twitter setelah Musk, karena pengguna telah mencari alternatif. Salah satu yang terungkap baru-baru ini adalah Mastodon yang mengalami lonjakan pendaftaran baru.
Jejaring sosial terdesentralisasi adalah federasi dari server interkoneksi yang dioperasikan secara independen. Platform berjalan pada perangkat lunak sumber terbuka.
Pada 12 November, Mastodon mengklaim telah menambahkan lebih dari satu juta anggota baru sejak kesepakatan Twitter ditutup. Pada 3 November, MIT melaporkan Twitter telah kehilangan jumlah pengguna yang sama sejak akuisisi Musk.
Mantan CEO Twitter, Jack Dorsey, juga meluncurkan jaringan media sosialnya yang terdesentralisasi yakni Bluesky Social pada Oktober lalu. Tujuannya, memberi pengguna kendali atas data mereka dan akan menampilkan akun pengguna portabel erta akses ke pasar terbuka algoritme.
Dorsey berharap platform bertenaga Bitcoin-nya akan menarik pengguna menjauh dari media sosial Web2 yang terpusat, scam dan penuh spam.
Sementara itu, Elon Musk menyesali cobaan dan kesengsaraan menjalankan jaringan media sosial setelah berita tentang eksodus karyawan pecah.
Dalam tweet terpisah yang menanggapi pertanyaan oleh pendiri blog budaya pop Barstool Sports, Dave Portnoy, Musk mengatakan dia tidak terlalu khawatir dengan eksodusnya para karyawan. Sebab dirinya yakin orang-orang terbaik masih tetap tinggal membesarkan Twitter. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"