KONTEKS.CO.ID – Corning akan meluncurkan Gorilla Glass Victus 2 pada pekan ini, sekuel dari Victus 2020 (dan Victus+ dari tahun lalu).
Fokus generasi ini adalah meningkatkan kinerja jatuh, yakni menambah kemungkinan kaca akan dalam kondidi baik-baik saja setelah Anda menjatuhkan ponsel. Permukaan kasar seperti aspal, terutama beton menjadi tantangan utama menguji andalannya teknologi barunya.
Berbincang dengan Scott Forester, Wakil Presiden Divisi dan Direktur Bisnis, Glass & Dewan Operasi di Corning, perusahaan mengungkap apa saja yang diperlukan untuk membuat kaca perkasa.
Dari perbincangan dengan GSM Arena, ternyata “tangguh” adalah target yang bergerak. Alasannya, ponsel itu sendiri sedang berubah.
Smartphone 15% jadi lebih berat dan rata-rata 10% lebih besar selama empat tahun terakhir. Berat dan ukuran menentukan kekuatan benturan saat ponsel jatuh dan bagaimana gaya tersebut didistribusikan melalui kaca layar dan bodi ponsel.
Ukuran ditentukan oleh permintaan pasar, ponsel dengan layar lebih besar terjual lebih baik daripada perangkat ringkas. Ponsel besar dan tipis cenderung banyak melentur, sesuatu yang bisa menimbulkan bencana bagi kaca pelindung bagian depan dan seringkali juga bagian belakang.
Bobot ekstra sebagian merupakan konsekuensi dari memiliki ponsel yang lebih besar. Bukan itu saja, baterai lebih besar juga tentu bakal lebih berat.
Selain itu, pabrikan telah beralih dari plastik ke aluminium. Bahkan baja untuk sasis ponsel, yang keduanya lebih berat daripada plastik -terutama baja.
Tidak semuanya buruk, logam membuat sasis lebih kaku. Ini dapat mengurangi tekanan pada kaca saat ponsel menyentuh tanah.
Corning bekerja sama dengan produsen untuk mengoptimalkan konstruksi internal ponsel agar lebih tahan lama.
Kadang-kadang perusahaan bahkan mengambil telepon yang rusak dari pengguna dan memeriksanya dengan cermat untuk mencari tahu apa yang menyebabkan kaca pecah. Pengetahuan itu digunakan untuk meningkatkan generasi berikutnya.
Apa yang ditemukan tim adalah bahwa permukaan kasar bertanggung jawab atas sebagian besar waktu saat layar pecah, beton dan aspal adalah permukaan kasar yang paling umum ditemui pengguna dalam kehidupan sehari-hari.
Ponsel besar bukan satu-satunya tren, layar melengkung juga cukup populer. Kami bertanya apakah mereka lebih rentane – tampaknya, tidak ada bedanya apakah dampaknya ke bagian depan ponsel atau ke sisi melengkung. Sekali lagi, bingkai kaku yang dirancang dengan baik dapat menghemat kaca. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"