KONTEKS.CO.ID – Empat (4) gunung api berstatus Siaga (Level III) sepanjang hari Sabtu pukul 00.00-06.00 WIB tak mengancam lingkungan sekitarnya. Meski demikian, PVMBG tetap meminta masyakat menjauh dari kawasan kawahnya.
Empat gunung api yang dimaksud adalah Gunung Api Semeru, Merapi, Lewotolok, dan Anak Krakatau. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi (BG) Kementerian ESDM terus memantau aktivitas dari empat gunung api tersebut.
Dari empat gunung api ini, Gunung Semeru yang memperlihatkan aktivitas lebih menonjol ketimbang lainnya.
Berikut hasil pantauan 4 gunung api berstatus Siaga di Tanah Air berdasarkan laman Magma Indonesia.
1. Gunung Krakatau
Gunung Api Anak Krakatau terletak di Kabupaten\Kota Lampung Selatan, Lampung, dengan posisi geografis di Latitude -6.102° LU, Longitude 105.423° BT dan memiliki ketinggian 157 mdpl.
Pengamatan Kegempaan
Nihil
Rekomendasi
Masyarakat/pengunjung/wisatawan/pendaki tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif.
2. Gunung Semeru
Gunung Api Semeru terletak di Kabupaten Lumajang, Malang, Jawa Timur dengan posisi geografis di Latitude -8.108° LU, Longitude 112.92° BT dan memiliki ketinggian 3676 mdpl.
Pengamatan Kegempaan
– 25 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 18-25 mm, dan lama gempa 50-120 detik.
– 3 kali gempa Guguran dengan amplitudo 7-15 mm dan lama gempa 50-130 detik.
– 1 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 6 mm, dan lama gempa 50 detik.
– 1 kali gempa Tektonik Lokal dengan amplitudo 22 mm, S-P 5 detik dan lama gempa 25 detik.
– 4 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 15-32 mm, S-P 15-26 detik dan lama gempa 65-390 detik.
Rekomendasi
1. Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
2. Tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
3. Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
3. Gunung Merapi
Gunung Api Merapi terletak di Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah dengan posisi geografis di Latitude -7.542°LU, Longitude 110.442°BT dan memiliki ketinggian 2968 mdpl.
Pengamatan Kegempaan
– 12 kali gempa Guguran dengan amplitudo 3-13 mm dan lama gempa 33.4-143.6 detik.
– 4 kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan amplitudo 2-10 mm, S-P 0.2-0.9 detik dan lama gempa 6.4-7.7 detik.
– 1 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 64 mm, dan lama gempa 14 detik.
– 15 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 4-11 mm, S-P 0.4-1.1 detik dan lama gempa 10.7-13 detik.
– 1 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 4 mm, S-P 16.5 detik dan lama gempa 84.5 detik.
Rekomendasi
1. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
2. Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
3. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
4. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
4. Gunung Lewotolok
Gunung Api Ili Lewotolok terletak di Kab Lembata, Nusa Tenggara Timur dengan posisi geografis di Latitude -8.272°LU, Longitude 123.505°BT dan memiliki ketinggian 1423 mdpl.
Rekomendasi:
1. Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh (2 November 2022) tingkat aktivitas Gunungapi Ili Lewotolok tetap pada Level III (Siaga) dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini.
2. Dalam tingkat aktivitas Level III (Siaga), direkomendasikan agar masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak/kawah Gunung Ili Lewotolok, radius 3.5 km untuk sektor tenggara, radius 4 km untuk sektor timur dan timurlaut. Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak /kawah Gunung Ili Lewotolok
3. Mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya maka masyarakat yang berada di sekitar G. Ili Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
4. Mengingat abu vulkanik hingga saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling G. Ili Lewotolok maka masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Ili Lewotolok agar mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar terutama di saat musim hujan.
5. Seluruh masyarakat maupun instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan status maupun rekomendasi Gunung Ili Lewotolok setiap saat melalui aplikasi MAGMA Indonesia atau melalui websiet.
6. Seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di Pulau Lembata, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax) dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Ili Lewotolok yang tidak jelas sumbernya.
7. Pemda, BPBD Provinsi dan Kabupaten agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos PGA Ili Lewotolok di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"