KONTEKS.CO.ID – Tahun ini menjadi masa yang berat bagi startup dunia, termasuk di Indonesia. Buruknya ekonomi global, memaksa mereka melakukan PHK, bahkan sekelas startup berlabel unicorn sekalipun.
Terakhir Shopee Indonesia memutuskan memecat hampir 200 karyawannya. Mirip dengan startup sebelumnya yang melakukan PHK, ekonomi global disebut sebagai biang keladinya.
Berikut startup Indonesia yang tahun ini melakukan PHK:
- Tanihub
Di awal 2022, tepatnya Februari, PT Tanihub Indonesia melakukan PHK secara masif. Tanihub bahkan melakukan penghentian operasional gudang di Bandung dan Bali.
Penutupan gudang inilah yang berimbas pada pengurangan karyawan di perusahaan. Menurut keterangan perusahaan, Tanihub ingin memfokuskan bisnis di skema business-to-business (B2B) dan menghentikan kegiatan business-to-consumer (B2C).
- JDID
Bulan Juni ini, e-commerce JD.ID memecat sejumlah karyawannya. Manajemen menyebut restrukturisasi SDM diperlukan untuk menjaga daya saing perusahaan di tengah persaingan bisnis.
- LinkAja
PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) yang dikenal sebagai LinkAja juga melakukan PHK terhadap ratusan karyawannya, tahun ini.
Head of Corporate Secretary Group LinkAja Reka Sadewo mengatakan, PHK ditempuh karena perusahaan melakukan perubahan signifikan dalam penyesuaian bisnis.
“Sebagai perusahaan start up yang terus berkembang pesat, LinkAja diharapkan terus bisa agile dan adaptif dalam melakukan penyesuaian bisnis untuk memastikan pertumbuhan perusahaan yang sehat, positif dan optimal,” katanya saat itu .
- Zenius
PT Zenius Education melakukan PHK terhadap lebih dari 200 karyawan. PHK massal dilakukan startup edukasi itu karena perusahaan terkena imbas kondisi makroekonomi.
Untuk itu, Zenius merasa perlu melakukan konsolidasi dan sinergi proses bisnis untuk memastikan keberlanjutan bisnis.
- Pahamify
Startup Edutech Pahamify juga melakukan PHK terhadap karyawannya. CEO Pahamify, Syarif Rousyan Fikri, saat itu mengatakan, perusahaan perlu beradaptasi di tengah situasi ekonomi makro terkini.
Setelah melakukan evaluasi, pihaknya memutuskan mengoptimalkan proses bisnis yang membuat perusahaan terpaksa memecat karyawan. Fatalnya, seusai PHK, tak lama kemudian Pahamify undur diri dari para pengguna setianya.
- UangTeman
PT Digital Alpha Indonesia (UangTeman) juga melakukan PHK, bahkan menunggak pembayaran gaji sejak akhir 2020. Tidak hanya gaji, UangTeman dikabarkan tidak membayarkan tanggungan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun telah mencabut izin perusahaan fintech lending ini.
- Shopee Indonesia
Shopee Indonesia pada akhirnya terpaksa melakukan PHK. Sebelumnya mereka berhasil bertahan setelah perwakilan Shopee di sejumlah negara melakukan pemecatan karyawan.
Radynal Nataprawira, Head of Public Affairs Shopee Indonesia, mengatakan, Shopee Indonesia dengar berat hati melepas sejumlah karyawannya. Ini adalah langkah terakhir yang harus ditempuh, setelah melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.
“Kondisi ekonomi global menuntut manajemen untuk lebih cepat beradaptasi, serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan sulit,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (19/9).
- Gojek
Tahun 2020, startup ride hailing Gojek menghentikan bisnis layanan non-intinya. Akibatnya, 430 karyawan kena PHK.
Layanan yang dihentikan oleh Gojek adalah GoLife yang meliputi layanan GoMassage dan GoClean serta GoFood Festival yang merupakan jaringan pujasera GoFood di sejumlah lokasi.
- Grab
PT Solusi Transportasi Indonesia (Grab) ikut melakukan PHK terhadap ratusan karyawannya. Alasannya, untuk menyelamatkan perusahaan setelah mengalami tekanan akibat pandemi sejak 2020.
Demikian perusahaan-perusahaan startup di Indonesia yang terpaksa melakukan PHK. Umumnya beralasan tekanan ekonomi global di saat pandemi bisa terkendali. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"