KONTEKS.CO.ID – JD.ID gulung tikar di Indonesia. Kabar ini mengejutkan lantaran toko online ini sudah berstatus startup unicorn dengan valuasi menembus angka Rp14,1 triliun di 2019.
Valuasi itu membuat JD.id sejajar dengan daftar startup unicorn Indonesia. Sampai titik ini ada Gojek, Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, serta Ovo.
Mengambil nama JD, semua orang pasti mengenalnya sebagai e-commerce raksasa China, sehingga menganggap JD.ID juga bukan berasal dari Indonesia.
Faktanya, startup JD.ID pertama kali beroperasi di Tanah Air pada November 2015. Perusahaan digagas oleh JD.com dan Provident Capital.
JD.com sendiri merupakan salah satu perusahaan e-commerce terbesar di China yang melego barang-barang yang dikirim dari gudang mereka sendiri.
JD.com didirikan oleh Richard Liu pada Juni 1998. Sementara Provident Capital adalah perusahaan investasi yang didirikan oleh Winato Kartono dan Hardi Wijaya Liong.
Investasi Provident Capital tersebar di berbagai sektor termasuk telekomunikasi, infrastruktur, pertambangan, real estat, perkebunan, dan biofuel.
Provident Capital juga terlibat dalam pendanaan fase pertama dari putaran pendanaan Seri F Gojek yang dipimpin oleh Google, JD.com, dan Tencent, serta beberapa investor lainnya termasuk Mitsubishi Corporation pada 2019 lalu.
Saat JD.ID dipimpin Zhang Li sejak 2015, bisnis platform berkembang sangat pesat. Crunchbase menyebut jumlah produk dari 10.000 pada 2015, menjadi sekitar 100.000 pada akhir 2016.
JD.ID juga menawarkan layanan pengiriman yang menembus 365 kota di seluruh Tanah Air. JD.id menjual setidaknya 12 kategori pilihan produk yang tentunya akan perkembang di Indonesia.
Untuk lebih dekat dengan pasar, platform juga menghelat banyak inovasi di Indonesia. Misalnya, merilis toko offline pertama mereka bernama JD.id X berkonsep tanpa kasir berkat kecanggihan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Bahkan, merek telah menguji teknologi pengiriman paket via drone sejak awal 2019. Uji coba menandai pertama kalinya JD.com menguji drone miliknya di luar China.
JD.ID dikenal tertutup terkait status unicorn dan nilai valuasinya. Kabar raihan status unicorn saja datang dari laporan DailySocial.
Manajemen JD.ID mengamini valuasi perusahaan mereka telah mencapai USD1 miliar dolar AS sejak 2019 lalu. Namun mereka tidak menyebut rincian valuasi perusahaan saat ini.
Pada awal 2019, memang ada rumor soal joint venture yang diadakan oleh JD.ID untuk pendanaan selanjutnya. Gojek disebut masuk dalam pendanaan tersebut. Namun, pada saat itu JD.id tidak mengkonfirmasi rumor tersebut.
Diketahui, Google, Bain, dan Temasek melaporlan, ekonomi digital Asia Tenggara, pasar e-commerce di Indonesia akan terus tumbuh hingga USD82 miliar pada 2025 mendatang.
Namun belakangan banyak startup yang kini menjelma menjadi perusahaan raksasa yang mem-PHK ribuan karyawannya. Ini menandakan industri sedang tidak sehat.
Persaingan di dalam negeri sendiri terbilang sangat sengit. Berstatus unicorn, JD.ID harus berhadapan dengan pelaku toko online besar lainnya, yaitu Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada, dan Blibli. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"