KONTEKS.CO.ID – WhatsApp menyerang Telegram terkait keamanan data para penggunanya. Sebelumnya, anak usaha Meta ini juga menyerang iMessage.
WhatsApp beberapa bulan lalu mengklaim aplikasi perpesanan instannya jauh lebih aman daripada iMessage. Sekarang Will Cathcart, Kepala WhatsApp di Meta menyerang sistem keamanan milik Telegram.
Cathcart mengutip sebuah artikel oleh Wired dan kritiknya sendiri terhadap implementasi enkripsi end-to-end (E2EE) Telegram. “Itu belum diverifikasi secara independen,” kata Cathcart.
Dia juga menyebut adanya kekurangan lainnya, seperti tidak diaktifkan secara default dan E2EE tidak tersedia untuk obrolan grup. Telegram sendiri mengklaim ini sebagai imbas pencadangan data Anda pengguna.
Tim Telegram memiliki kritik tersendiri terhadap WhatsApp. Misalnya, opsi untuk mencadangkan obrolan ke Google Drive secara efektif menonaktifkan enkripsi karena cadangan tidak dienkripsi dan lembaga pemerintah dapat mengajukan petisi ke Google untuk data tersebut, bukan WhatsApp.
Tentu saja, kedua belah pihak berkepentingan untuk mengklaim bahwa layanan mereka lebih unggul dari yang lain.
Anda dapat membaca utas Twitter Cathcart untuk detail lebih lanjut tentang kritiknya terhadap Telegram. Artikel Wired itu juga patut dibaca, ia menceritakan beberapa contoh otoritas Rusia yang tampaknya memiliki akses ke obrolan rahasia Telegram.
Telegram is not end-to-end encrypted by default and offers no e2ee for groups. From the article: “Telegram has the capacity to share nearly any confidential information a government requests”
— Will Cathcart (@wcathcart) February 10, 2023
Terlebih lagi, API lokasi Telegram yang cacat mungkin telah memberikan lokasi pengguna hingga sekitar radius 3 km. Telegram mengerjakan ulang API tetapi mungkin tidak benar-benar memperbaiki masalah ini. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"