KONTEKS.CO.ID – Kaum milineal sangat sadar akan keamanan siber dari perangkat rumah pintar yang dibelinya.
Hal ini tergambar dalam Studi Kaspersky terbaru yang mengeksplorasi penggunaan perangkat rumah pintar dan sikap terhadap keamanannya. Studi menyebut mengungkapkan lebih dari separuh konsumen (56%) yang memiliki peralatan ini merasa bertanggung jawab atas keamanan sibernya.
Milenial berusia 25-34 tahun paling peduli dengan perlindungan perangkat rumah pintar di hunian mereka, dengan 54% mengamankan perangkat yang dimiliki. Artinya meteka peduli dengan keamanan siber perangkat pintarnya.
Industri rumah pintar global menyoroti pertumbuhan konsumen yang cepat, membangun ekspektasi dengan analis pasar, dengan beberapa segmen seperti sistem keamanan pintar dan kunci pintar diperkirakan masing-masing akan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi USD106,3 miliar dan USD13,1 miliar pada 2030.
Laporan Kaspersky ini mengungkap bagaimana peningkatan penggunaan perangkat pintar memengaruhi sikap pengguna terhadap masalah keamanan dan perlindungan.
Rasa tanggung jawab atas perlindungan perangkat pintar di rumah bisa dijelaskan dengan rasa takut akan peretasan. Survei menunjukkan proporsi pengguna yang khawatir jaringan rumah mereka diretas, dan router WiFi atau sistem kamera yang terhubung ke internet yang digunakan untuk memata-matai mereka adalah 56%.
Kekhawatiran terbesar muncul tentang keamanan sistem pemantauan rumah, kamera yang terhubung ke internet, serta pintu dan kunci pintar, dengan sekitar sepertiga pengguna mengaku sangat peduli dengan keamanan dan perlindungan mereka.
Dengan demikian, 32% pengguna sistem pemantauan/keamanan mengaku “sangat peduli” dengan keamanan dan perlindungan perangkat mereka. Tambahan 53% mengaku “prihatin” atau “agak khawatir”.
Daftar perangkat yang mengkhawatirkan termasuk kamera yang terhubung ke internet untuk memantau bayi dan hewan peliharaan, serta pintu dan kunci pintar, dengan 31% dan 30% mengatakan keamanan adalah “isu yang sangat memprihatinkan” menurut pendapat mereka.
Data berikutnya mengenai perangkat yang paling sedikit mengkhawatirkan bagi pengguna adalah perangkat pembersih pintar seperti penyedot debu yang terhubung ke internet, dengan 35 persen mengatakan keamanannya tidak menjadi perhatian mereka sama sekali. Hal yang sama berlaku untuk sistem kontrol iklim (32%) dan pencahayaan cerdas (smart lighting) (34%).
“Seiring meningkatnya tingkat adopsi perangkat pintar, kami melihat pengguna lebih memperhatikan keamanan dan mencoba memastikan pengalaman terbaik saat membangun hubungan jangka panjang dengan gadget mereka. Sepertinya kebiasaan digital yang baik lebih melekat pada generasi milenial, yang merupakan pertanda positif bagi keamanan siber,” kata Marina Titova, VP Consumer Product Marketing di Kaspersky.
Ini juga menunjukkan bahwa di masa depan, kita mungkin melihat produsen perangkat IoT dan penyedia layanan internet mendukung ekosistem bisnisnya dengan lebih memperhatikan keamanan siber. Serta kemungkinan mengintegrasikan fitur keamanan siber ke penawarannya.
“Untuk memenuhi harapan konsumen dan memberikan tingkat perlindungan yang diinginkan.” komentar Marina Titova, VP Consumer Product Marketing di Kaspersky.
Agar semua perangkat pintar tetap aman dan terlindungi, pakar Kaspersky menyusun kiat-kiat berikut:
- Membeli perangkat rumah pintar bekas bukanlah praktik yang aman. Firmware mereka dapat dimodifikasi oleh pemilik sebelumnya untuk memberikan kontrol penuh kepada penyerang jarak jauh atas ekosistem rumah pintar pengguna.
- Penting juga untuk tidak lupa mengubah kata sandi default. Sebagai gantinya, gunakan yang ketat dan kompleks dan perbarui secara teratur.
Jaga keamanan jaringan Anda dengan merahasiakan nomor seri, alamat IP, dan informasi sensitif lainnya. Jangan bagikan perangkat pintar pengguna di jejaring sosial. - Solusia keamanan andal juga akan sangat membantu dalam mengamankan dan melindungi seluruh ekosistem smart home.
- Setelah memutuskan aplikasi atau perangkat tertentu, pastikan untuk selalu mengetahui pembaruan dan penemuan kerentanan. Instal semua pembaruan yang dirilis oleh pengembang secara tepat waktu.
Studi dilakukan Kaspersky melalui Arlington Research melalui riset online kuantitatif dengan 21.645 pemilik perangkat rumah pintar di 21 negara, termasuk Indonesia. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"