KONTEKS.CO.ID – Di tengah krisis ekonomi dan politik, seorang menteri Prancis tampil vulgar menjadi sampul majalah PlayBoy edisi bulan April 2023.
Menteri Prancis bernama Marlène Schiappa ini mengklaim, berpose untuk Playboy adalah pernyataan feminis. Sayangnya ini dilakukan tengah krisis politik negara tersebut yang tidak pernah terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Marlène Schiappa, seorang penulis feminis berusia 40 tahun yang secara tiba-tiba dimasukkan ke dalam jajaran kabinet oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada 2017. Dia sebenarnya tidak asing dengan kontroversi dan telah berulang kali membuat marah sayap kanan.
Laman France 24 melaporkan, pose vulgar di sampul majalah PlayBoy telah mengundang beberapa sekutu Macron marah. Keputusan berposes di Playboy untuk wawancara setebal 12 halaman tentang hak-hak perempuan, gay serta aborsi dianggap salah.
Tindakan Schiappa membuat jengkel beberapa mitra di pemerintahan, yang tengah berjuang melawan pemogokan dan demonstrasi yang semakin keras menentang rencana menaikkan usia pensiun selama dua tahun.
Perdana Menteri Élisabeth Borne, yang merupakan wanita kedua yang menempati posisi tersebut, menelepon Schiappa secara pribadi. “Dia mengatakan kepadanya bahwa itu sama sekali tidak tepat, terutama pada periode saat ini,” kata seorang ajudan kepada AFP.
Schiappa saat ini adalah Menteri Ekonomi Sosial dan Asosiasi Prancis. Dia sebelumnya menjabat sebagai menteri untuk kesetaraan gender.
“Membela hak perempuan untuk melakukan apa yang mereka inginkan dengan tubuh mereka: di mana saja dan sepanjang waktu,” tulis Schiappa di Twitter pada hari Sabtu. “Di Prancis, wanita bebas. Apakah itu mengganggu retrogrades dan munafik atau tidak.”
Pemandangan Schiappa mengenakan gaun desainer untuk majalah glamour dipandang oleh beberapa orang sebagai mengirimkan pesan yang salah. “Di mana rasa hormat terhadap orang Prancis?” tanya Anggota Parlemen Hijau dan sesama aktivis hak-hak perempuan Sandrine Rousseau, kritikus vokal terhadap pemerintah sentris.
“Orang-orang yang harus bekerja selama dua tahun lagi, yang berdemonstrasi, yang kehilangan gaji, yang tidak bisa makan karena inflasi?” katanya kepada saluran BFM pada akhir pekan kemarin.
“Tubuh perempuan harus bisa diekspos di mana saja, saya tidak masalah dengan itu. Tapi ada konteks sosialnya,” tandasnya.
Schiappa adalah menteri pemerintah yang paling “cocok dengan Playboy”. Karena dia terikat pada hak-hak perempuan dan dia mengerti bahwa ini bukan majalah untuk ‘macho‘ lama, tetapi bisa menjadi instrumen untuk tujuan feminis,” kata editor PlayBoy, Jean-Christophe Florentin kepada AFP.
“Playboy bukan majalah soft porn, tapi ‘mook’ setebal 300 halaman (campuran buku dan majalah) yang bersifat intelektual dan sedang tren,” tambah Florentin, sembari mengakui masih ada beberapa wanita telanjang. tetapi mereka bukan sebagian besar halaman. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"