KONTEKS.CO.ID – Serangan Israel terus meningkat. Israel melancarkan serangan udara ke Gaza dan Libanon di tengah meningkatnya ketegangan setelah kekerasan di Al Aqsa.
Militer Israel mengatakan, mereka melakukan serangan udara di Lebanon, yang disebutnya sebagai target Hamas, beberapa jam setelah melancarkan serangan udara di Jalur Gaza yang terkepung. Serangan Israel tak berhenti sampai di sana.
Pengeboman pada Jumat dini hari menyusul serentetan peluncuran roket dari Lebanon selatan ketika ketegangan meningkat pascapasukan Israel menyerbu Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki dua kali pekan ini.
Tentara Israel mengumumkan dalam sebuah pernyataan singkat pada pukul 04.07 waktu setempat, bahwa saat ini mereka menyerang Lebanon. Sebuah stasiun TV Lebanon melaporkan ledakan di dekat sebuah kamp pengungsi di kota pelabuhan selatan Tirus.
Beberapa jam sebelumnya, terjadi ledakan di Gaza setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji dalam sebuah pernyataan video bahwa musuh negaranya akan “membayar harga untuk setiap agresi”.
Tidak ada laporan langsung tentang korban di Lebanon atau Gaza.
Penggerebekan terbaru terjadi di tengah meningkatnya ketegangan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem oleh pasukan Israel, yang menembakkan granat kejut, menyerang jamaah Palestina dan mengusir mereka dari tempat suci saat mereka berkumpul untuk salat tarawih.
Bulan suci umat Islam tahun ini bertepatan dengan Paskah, hari raya utama dalam kalender Yahudi, serta festival Paskah Kristen.
Serangan di Gaza dan Lebanon terjadi setelah militer Israel mengatakan 34 roket telah ditembakkan dari Lebanon pada hari Kamis, dengan 25 dicegat dan setidaknya empat mendarat di Israel. Itu adalah roket pertama yang ditembakkan dari Lebanon ke Israel dalam setahun dan peluncuran terbesar sejak Israel dan gerakan Syiah Hizbullah yang kuat di Lebanon berperang pada 2006.
Belum ada organisasi yang mengaku bertanggung jawab.
Militer Israel mengatakan serangannya difokuskan pada Hamas, gerakan Palestina yang menjalankan Jalur Gaza dan sekutu Hizbullah.
“(Militer Israel) tidak akan mengizinkan organisasi teroris Hamas untuk beroperasi dari dalam Lebanon dan menganggap negara Lebanon bertanggung jawab atas setiap tembakan terarah yang berasal dari wilayahnya,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Zeina Khodr dari Al Jazeera, melaporkan dari Tirus pada Jumat pagi, “Sumber keamanan mengatakan bahwa mereka yakin kelompok Palestina bertanggung jawab.”
“Tetapi banyak orang di sini akan mengatakan bahwa mereka tidak dapat melakukannya tanpa dukungan dan dukungan dari Hizbullah yang memegang kekuasaan di wilayah ini,” tambahnya, memperingatkan bahwa eskalasi mengancam “konflik yang dapat lepas kendali”.
‘Agresi yang Mencolok’
Di Gaza, Al Jazeera melaporkan, serangan udara Israel menargetkan seluruh Jalur Gaza tetapi berfokus pada “kamp militer dan kamp pelatihan milik Hamas”, serta lahan pertanian.
Dia menambahkan, bangunan termasuk rumah sakit di lingkungan perumahan rusak akibat serangan itu. “Rumah orang (di Tuffah) telah rusak sebagian atau parah. Juga di dekatnya, rumah sakit anak-anak Adura juga rusak sebagian akibat serangan itu,” tambahnya.
Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengatakan, “Kami menganggap pendudukan Zionis bertanggung jawab penuh atas eskalasi yang parah dan agresi terang-terangan terhadap Jalur Gaza dan atas konsekuensi yang akan terjadi di wilayah tersebut.”
Militer Israel mengatakan telah menargetkan Hamas, menyerang dua terowongan dan dua fasilitas senjata.
Netanyahu dilaporkan dalam rapat kabinet keamanan saat serangan Gaza terjadi. Di antara topik yang dibahas adalah tembakan roket baru-baru ini.
Setelah pertemuan itu, Netanyahu mengeluarkan pernyataan singkat. “Tanggapan Israel, malam ini dan seterusnya, akan mendapatkan harga yang mahal dari musuh kita,” bunyinya.
Caretaker Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, pada hari Kamis mengutuk tembakan roket dari Lebanon ke Israel utara. “Lebanon benar-benar menolak setiap eskalasi militer yang berasal dari tanahnya, dan penggunaan wilayah Lebanon untuk melakukan operasi yang dapat mengganggu stabilitas yang ada,” katanya. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"