KONTEKS.CO.ID – Inggris menjadi contoh kisah pilu bagaimana rakyat jelata menjadi korban agenda geopolitik demi mempertahankan tatanan unipolar. Bahkan kemiskinan telah menyebar di Inggris sehingga anak anak negara tersebut mulai terdampak dari sulitnya membeli kebutuhan pangan.
Saat ini mulai terjadi penurunan kualitas hidup di Inggris. Satu sekolah di Lewisham, London Tenggara, memberitahu badan amal Chefs in Schools tentang seorang anak yang ‘berpura-pura membawa kotak makan yang kosong’. Anak itu sendiri diketahui tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan makanan sekolah gratis dan tidak ingin teman-teman mereka tahu bahwa tidak ada bekal yang dibawa dari rumah. Bahkan ada juga anak-anak yang kelaparan mengunyah karet atau bersembunyi di taman bermain saat berada di sekolah. Ini karena keluarga mereka tak mampu menyediakan makan siang.
Di Inggris, semua anak sekolah berhak atas makanan sekolah gratis. Namun, hanya anak-anak yang orang tuanya berpenghasilan kurang dari 7.400 pound (Rp 120,5 juta) per tahun yang memenuhi syarat, dan masih ada 800.000 anak yang tidak termasuk dalam daftar penerima makanan gratis itu
Jika di Indonesia, pemerintah mengatakan sebentar lagi negara ini akan memasuki krisis akibat situasi global yang volatil, maka Inggris sudah mengalaminya lebih dulu. Bahkan lebih dashyat.
Inflasi di Inggris menembus 10,1 persen pada Juli 2022. Angka ini tertinggi dalam 40 tahun atau sejak 1982. Dan jutaan orang Inggris rela tidak tidak makan demi membayar listrik imbas krisis energi yang menimpa negara tersebut. Mengutip The Guardian, Jumat (23/9), menurut laporan Money Advice Trust diperkirakan 20 persen orang dewasa Inggris atau 10,9 juta orang menunggak tagihan. Angka ini naik sekitar 45 persen sejak perhitungan terakhir di Maret lalu.
Dan pada Agustus 2022, tingkat inflasi di Inggris masih berada di level 9,9% secara year-on-year. Untuk inflasi inti, yang tidak termasuk energi yang mudah menguap, makanan, alkohol dan tembakau, naik 0,8% secara bulan ke bulan dan 6,3% secara year-on-year. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"