KONTEKS.CO.ID – Kudeta di Sudan menciptakan perang terbuka antara tentara militer dengan pasukan para militer.
Sedikitnya tiga orang tewas saat tentara Sudan dan pasukan paramiliter bertempur dengan senjata berat di Ibu Kota Khartoum di tengah ketegangan atas usulan transisi ke pemerintahan sipil.
Video yang beredar menunjukkan sebuah pesawat sipil terbakar di Bandara Khartoum. Maskapai penerbangan Saudi Saudia mengatakan Airbus-nya “mengalami kecelakaan”.
Paramiliter Rapid Support Forces (RSF) mengatakan, mereka mengendalikan bandara dan situs penting lainnya. Namun klaim itu disangkal tentara dengan mengatakan jet tempur menghantam pangkalan RSF.
Warga sipil pun berupaya berlindung dari bentrokan senjata berat. “Penembakan masih berlangsung dan orang-orang tinggal di dalam rumah -ada begitu banyak kepanikan dan ketakutan,” ungkap seorang saksi mata kepada BBC, Sabtu, 15 April 2023.
Warga tidak menyangka bakal terjadi bentrokan sehingga banyak yang terjebak dalam perjalanan. Sedangkan jembatan dan jalan ditutup, serta banyak sekolah dikunci.
Duaa Tariq berbicara kepada BBC ketika sebuah pesawat militer terbang di atas gedungnya. “Mereka menembakkan peluru tajam ke atap rumah sebelah dan kami baru saja berlindung,” katanya.
Sementara itu, Duta Besar AS John Godfrey mengatakan, dia terbangun karena suara tembakan dan pertempuran yang sangat mengganggu.
“Saat ini saya berlindung di tempat dengan tim Kedutaan Besar, seperti yang dilakukan orang Sudan di seluruh Khartoum dan di tempat lain,” tuturnya.
Godfrey mendesak para pemimpin militer senior untuk menghentikan pertempuran.
Kedutaan Rusia juga prihatin dengan “peningkatan kekerasan” dan mendesak gencatan senjata, lapor Reuters.
RSF mengklaim menguasai setidaknya tiga bandara, kediaman panglima militer dan istana presiden. Ada juga laporan bentrokan di stasiun TV negara, dan saksi mata mengatakan sekarang sudah dikendalikan oleh RSF.
Komandan RSF, Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, juga dikenal sebagai Hemedti, mengatakan kepada al-Jazeera, bahwa pihaknya akan terus berperang sampai semua pangkalan militer direbut.
Dia mengatakan, panglima militer Jenderal Abdel Fattah al-Burhan adalah seorang “penjahat”. Dia akan dibunuh atau “diadili”.
Panduan Sederhana Politik di Sudan
Sebelumnya RSF mengatakan, salah satu kampnya di selatan Khartoum telah diserang.
Sedangkan tentara mengatakan, pejuang RSF telah berusaha merebut markas militer. “Pejuang dari Pasukan Pendukung Cepat menyerang beberapa kamp tentara di Khartoum dan di tempat lain di sekitar Sudan,” kata kantor berita AFP mengutip Juru Bicara Militer Brigjen Nabil Abdallah.
“Bentrokan sedang berlangsung dan tentara menjalankan tugasnya untuk melindungi negara,” kata Nabil.
Kantor berita Reuters juga mengutip para saksi yang mengatakan, telah terjadi baku tembak di kota utara Merowe. RSF mengerahkan pasukan di dekat pangkalan itu pada Kamis saat ketegangan meningkat.
Para jenderal telah menjalankan negara, melalui apa yang disebut Dewan Kedaulatan Sudan, sejak kudeta pada Oktober 2021.
Jenderal Burhan adalah Presiden Dewan, sementara Hemedti adalah wakil presidennya.
Tapi usulan langkah pemerintah yang dipimpin sipil telah kandas pada jadwal untuk mengintegrasikan RSF ke tentara nasional -RSF ingin menunda selama 10 tahun, tetapi tentara mengatakan itu harus terjadi dalam dua tahun.
Hemedti adalah tokoh kunci dalam konflik di Darfur yang dimulai pada 2003 dan telah menewaskan ratusan ribu orang.
Kekuatan Barat dan pemimpin regional telah mendesak kedua belah pihak untuk mengurangi ketegangan dan kembali ke pembicaraan yang bertujuan memulihkan pemerintahan sipil.
Kudeta 2021 mengakhiri periode lebih dari dua tahun ketika para pemimpin militer dan sipil berbagi kekuasaan. Kesepakatan itu datang setelah Presiden otoriter Sudan Omar al-Bashir digulingkan. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"