KONTEKS.CO.ID – Serangan udara Rusia. Moskow melepaskan serangan udara dengan intensitas “luar biasa” di Kiev pada Selasa pagi, 16 Mei 2023. Namun Ukraina mengaku berhasil menjatuhkannya semua,
Ukraina menembak jatuh 18 rudal yang ditembakkan semalaman, termasuk 6 rudal hipersonik. Serangan udara Rusia pun dianggap gagal.
Kilatan terang menerangi langit malam di atas Kiev selama serangan udara Rusia kedelapan di ibu kota di bulan ini. Otoritas kota tidak segera melaporkan adanya kerusakan besar dan mengatakan hanya tiga orang yang terluka akibat puing-puing yang berjatuhan.
“Kepadatannya luar biasa -jumlah maksimum serangan rudal dalam periode waktu tersingkat,” kata Serhiy Popko, Kpala Administrasi Militer Kota Kiev, dalam komentar yang diposting di aplikasi pesan Telegram, dikutip Reuters.
Setelah jeda selama sepekan, Rusia -yang meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022- melanjutkan taktik serangan rudal jarak jauhnya pada akhir April.
Mereka telah meluncurkan serangkaian serangan dalam beberapa hari terakhir, sering menargetkan Kiev, karena Ukraina bersiap untuk melancarkan serangan balasan untuk mencoba merebut kembali tanah yang diduduki oleh Rusia.
Selasa pagi, sirene serangan udara meraung di hampir seluruh Ukraina, dan terdengar di Kiev dan wilayahnya selama lebih dari tiga jam.
Militer Ukraina mengatakan semua 18 rudal, 6 drone Iran Shahed dan tiga drone pengintai yang ditembakkan ke Ukraina oleh Rusia semalam ditembak jatuh, meskipun tidak menjelaskan berapa banyak yang diluncurkan di Ibu Kota.
Dikatakan rudal yang ditembak jatuh termasuk 6 rudal balistik Kinzhal yang ditembakkan dari pesawat, 9 rudal jelajah Kalibr diluncurkan dari kapal di Laut Hitam, dan tiga rudal berbasis darat Iskander.
“Misi musuh adalah menyebarkan kepanikan dan menciptakan kekacauan. Namun, di zona operasional utara (termasuk Kiev), semuanya berada di bawah kendali penuh,” kata Jenderal Serhiy Naev, Komandan Pasukan Gabungan Angkatan Bersenjata.
Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen. Sedangkan Rusia tidak segera berkomentar.
Kinzhal, yang berarti “belati” dalam bahasa Rusia, adalah salah satu dari enam senjata “generasi berikutnya” yang diluncurkan oleh Presiden Vladimir Putin pada 2018 ketika menyatakan senjata itu tidak dapat ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara mana pun di dunia.
“Pekerjaan pertahanan udara sangat sukses. Enam Kinzhal adalah indikator yang mengesankan,” kata Juru Bicara Angkatan Udara, Yuriy Ihnat. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"