KONTEKS.CO.ID – Reaksi Putin saat ada warga Rusia membakar Alquran sangat tegas. Terlebih warganya ini mengaku dibayar intelijen Ukraina untuk melakukan penistaan agama tersebut.
Pria Rusia pelaku pembakaran Alquran diketahui bernama Nikita Zhuravel. Tindakannya mengundang reaksi President Vladimir Putin.
Putin bereaksi keras dengan mengatakan tersangka harus menjalani hukumannya di wilayah mayoritas Muslim federasi.
“Pelaku akan menjalani hukumannya, seperti yang dinyatakan oleh Menteri Kehakiman, di tempat-tempat perampasan kebebasan yang terletak di salah satu wilayah Rusia dengan mayoritas penduduk Muslim,” tegas Putin, menurut kantor berita TASS, dikutip Minggu 18 Juni 2023.
Komentar Putin muncul saat dirinya bertemu dengan komisaris militer. Menurut laporan The Moscow Times, Jumat 16 Juni 2023, pengacara dan aktivis telah memperingatkan bahwa keputusan untuk mengalihkan kasus Zhuravel ke penyelidik Chechnya membuatnya berisiko disiksa atau bahkan dibunuh.
Komite Investigasi Rusia mengklaim tersangka pelaku pembakaran Alquran mengaku menjalankan aksinya karena diiming-imingi bayaran Rp1,8 juta dari dinas intelijen Ukraina.
Menyusul insiden tersebut, Menteri Kehakiman Rusia, Konstantin Chuichenko, mengatakan, setelah putusan dijatuhkan, pelaku pembakaran Alquran harus dikirim untuk menjalani hukumannya di salah satu lembaga pemasyarakatan yang ada di daerah dengan populasi mayoritas Muslim.
Putusan dalam kasus Zhuravel belum diberikan, meskipun situs web Caucasian Knot mengutip seorang pengacara, Galina Tarasova, yang mengatakan, menurut undang-undang, kasus pidana harus diselidiki di mana kejahatan itu dilakukan.
Pengacara lainnya, Ekaterina Vanslova, berpendapat, pelaku dikirim ke suatu wilayah di mana, karena keadaan kasus dan kekhususan wilayah tersebut, terdapat risiko penyiksaan yang wajar dan bahkan risiko terhadap nyawa Zhuravel.
Awal tahun ini, Rusia mengutuk pembakaran salinan Alquran di ibu kota Swedia, Stockholm, oleh Rasmum Paludan, seorang pemimpin partai sayap kanan, dalam langkah provokatif yang juga menuai kecaman, menyerukan boikot dan protes di seluruh wilayah. dunia Muslim. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"