KONTEKS.CO.ID – Prancis rusuh tiga malam berturut-turut pascapenembakan Nahel M oleh polisi. Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, mengatakan, lebih dari 650 orang ditahan di Prancis pada malam ketiga kerusuhan.
Menurut Gerald Darmanin, petugas polisi, gendarme, dan petugas pemadam kebakaran menghadapi tingkat kekerasan yang sangat tinggi dalam beberapa malam di Prancis.
“Ini hal yang jarang terjadi di Prancis,” ungkap Darmanin, disitat TASS, Jumat 30 Juni 2023.
Akibatnya, lebih dari 650 orang ditahan di Prancis selama kerusuhan. Kejadian ini dipicu oleh penembakan polisi terhadap seorang pengemudi berusia 17 tahun pada 27 Juni lalu.
“Petugas polisi melakukan 667 penahanan, mengikuti perintah saya untuk menghentikan kerusuhan dengan tegas,” tulisnya di Twitter.
Kerusuhan pecah di negara itu setelah polisi menembak mati seorang pengemudi berusia 17 tahun di Nanterre, pinggiran Paris.
Remaja imigran Aljazair ini disebut tidak mematuhi perintah polisi untuk menghentikan mobilnya. Kerusuhan juga menyebar ke banyak komunitas lain dan kota-kota besar seperti Dijon, Lille, Lyon, Marseille, Strasbourg, dan Toulouse.
Pada malam tanggal 29 Juni 2023, puluhan mobil polisi dibakar, gedung administrasi dan kepolisian mengalami kerusakan.
Kementerian Dalam Negeri mengirim 40.000 petugas penegak hukum untuk memadamkan kerusuhan pada malam 30 Juni. Di beberapa kota, pasukan khusus berpatroli di jalan-jalan, menggunakan kendaraan lapis baja dan helikopter. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"