KONTEKS.CO.ID – Pasukan Israel meluncurkan apa yang dikatakan sumber militer sebagai operasi militer terbesarnya sejak 20 tahun terakhir ke Kota Jenin, Tepi Barat, Palestina.
Operasi militer terbesar Israel itu menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai lebih dari 50 lainnya, menurut pejabat Palestina, dikutip CNN, Senin 3 Juli 2023.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan, mereka meluncurkan upaya kontraterorisme ekstensif di wilayah Kota Jenin dan Kamp Jenin, serta menyerang infrastruktur teroris.
IDF setidaknya melakukan 10 serangan udara. Sedangkan ratusan tentara menargetkan apa yang dikatakannya sebagai pusat “komando dan kendali” militan, serta lokasi pembuatan senjata dan bahan peledak.
Video yang diperoleh CNN dari Jenin menunjukkan buldoser Israel menghancurkan jalan untuk memberi jalan senjata IDF serta tank Israel di luar batas kota.
Penduduk mengatakan mereka mendengar ledakan dan tembakan keras di daerah itu. Smentara video dari tempat kejadian menunjukkan warga Palestina yang terluka dievakuasi dengan ambulans ke Rumah Sakit Pemerintah Jenin.
Jumlah Korban Israel Serang Tepi Barat
Dari mereka yang terluka, 10 dalam kondisi serius, kata Kementerian Kesehatan Palestina pada Senin sore.
Mahmoud al-Saadi, Direktur Bulan Sabit Merah Palestina di Jenin, mengatakan, sebagian besar luka serius dan berada di bagian atas tubuh. Sementara proses pemindahan korban yang terluka sulit dilakukan.
“Lima dari mereka yang tewas adalah remaja,” cetus kementerian itu.
Orang Palestina kesembilan ditembak dan dibunuh oleh pasukan Israel di dekat Ramallah di Tepi Barat dalam insiden terpisah, menurut otoritas kesehatan.
Radio militer Israel menggambarkan setidaknya delapan dari mereka yang tewas di Jenin sebagai “militan”. Tetapi belum ada kelompok militan yang mengklaim mereka yang terbunuh saat Israel serang Tepi Barat sebagai anggotanya.
Presiden Palestina: Kejahatan Perang Baru
Serangan itu memicu kecaman langsung. Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas. Dia menyebut operasi militer skala besar Israel sebagai “kejahatan perang baru.”
“Keamanan dan stabilitas tidak akan tercapai di kawasan kecuali rakyat Palestina merasakannya. Apa yang dilakukan pemerintah pendudukan Israel di Kota Jenin dan kampnya adalah kejahatan perang baru terhadap rakyat kami yang tak berdaya,” katanya, menurut Juru Bicara Kepresidenan, Nabil Abu Rudeineh.
Mesir juga mengutuk serbuan Israel, menyebutnya sebagai tindakan agresi.
“Republik Arab Mesir mengutuk dengan kata-kata terkuat agresi yang dilakukan oleh pasukan Israel di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki yang menyebabkan kematian 5 orang dan luka-luka 27 dari orang-orang Palestina sejauh ini,” cuit akun Twitter Pemerintah Mesir.
Serangan itu terjadi kurang dari dua pekan setelah serangan militer Israel di Jenin meletus menjadi baku tembak besar-besaran, menyebabkan sedikitnya lima warga Palestina tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Delapan tentara Israel terluka dalam operasi itu dan berhasil dievakuasi, menurut IDF.
Militan menyalakan IED yang kuat melawan pasukan Israel, sementara militer Israel menggunakan helikopter Apache untuk memberikan perlindungan senjata bagi tentara, untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"