KONTEKS.CO.ID – Jenderal Rusia bocorkan jumlah korban pasukan elite yang jadi korban keganasan operasi militer terbatas Moskow di Ukraina.
Komandan pasukan lintas udara elit Rusia, Jenderal Kolonel Mikhail Teplinsky, membocorkan jumlah korban yang diderita oleh unitnya. Mereka menjadi korban sejak invasi besar-besaran Presiden Vladimir Putin ke Ukraina dimulai.
Dalam sebuah video yang sekarang dihapus oleh Kementerian Pertahanan Rusia, Teplinsky, Komandan Pasukan Lintas Udara Rusia (VDV), mengungkapkan, pada hari Rabu bahwa 8.500 pasukan terjun payung Rusia terluka sejak perang di Ukraina pada Februari 2022 lalu.
Angka tersebut menandai jumlah korban tertinggi di antara satu jenis kekuatan militer yang disebutkan oleh seorang pejabat militer Rusia sejak perang dimulai, menurut Radio Free Europe/Radio Liberty, Kamis 3 Agustus 2023.
Rekam Jejak Jenderal Rusia
Teplinsky diangkat menjadi komandan Pasukan Lintas Udara pada Juni 2022. Dia mengungkapkan jumlah korban dalam sebuah video di mana dia memberi selamat kepada pasukan terjun payung pada Hari Pasukan Lintas Udara. Informasi ini dipublikasikan pada 2 Agustus kemarin oleh “Zvezda, saluran TV Kementerian Pertahanan Rusia.
Dalam pesan ucapan selamatnya, Teplinsky mengatakan, dalam 17 bulan sejak perang dimulai,”lebih dari 5.000 pasukan terjun payung yang terluka kembali ke garis depan setelah dirawat.
“Sedangkan lebih dari 3.500 orang kami yang terluka sama sekali menolak untuk meninggalkan garis depan,” klaimnya.
Saluran TV Zvezda dengan cepat menghapus pesan video ucapan selamat Teplinsky dari situs webnya dan saluran Telegramnya. Hal itu disampaikan Agentsvo, sebuah situs investigasi independen Rusia yang diluncurkan pada 2021.
Rusia sendiri jarang merilis angka kerugian pasukan, tetapi ketika itu terjadi, perkiraannya jauh lebih rendah daripada Ukraina.
Layanan BBC Rusia melaporkan pada September 2022, mengutip data yang tersedia untuk umum, Rusia telah kehilangan lebih dari 900 tentara pasukan khusus, pasukan terjun payung, marinir, dan pilot dalam lebih dari enam bulan invasi besar-besaran Putin ke Ukraina.
Angka itu termasuk 151 tentara dari intelijen militer Rusia, 337 marinir, 245 tentara dari pasukan khusus Pengawal Nasional dan polisi anti huru hara.
Ditambah 144 anggota unit penerjun payung elite, 20 anggota Layanan Keamanan Federal (FSB) dan Layanan Pengawal Federal (FSO), serta setidaknya 67 pilot tempur.
Jenderal Pembangkang
Bulan lalu, bocor memo rahasia yang diperoleh pembangkang di pengasingan, Vladimir Osechkin, menunjukkan Rusia siapkan VDV menuju ke hot spot. Titik panas itu ada di Donbas, di timur Ukraina. Mereka sebagai “pasukan penyerang” di bawah kepemimpinan Teplinsky.
Dokumen tersebut, bertanggal tangan dan ditandatangani pada 18 Juli, yang tidak dapat segera diverifikasi oleh Newsweek. Dokumen terpubliksi oleh situs anti-korupsi Gulagu.net setelah pasukan VDV menerbitkan pesan audio peringatan terhadap pemecatan Teplinsky. Dia telah mengkritik bagaimana perang di Ukraina telah berjalan.
Sebelumnya ada desas-desus tentang penangkapannya pada pertengahan Juli. Kemungkinan karena afiliasinya dengan Wagner Group. “Pasukan ini melakukan pemberontakan di Rusia pada saat itu,” analisis oleh Institute for the Study of War (ISW).
Teplinsky minggu ini mengumumkan pembentukan hingga dua resimen VDV baru dan pembentukan kembali Divisi VDV ke-104 pada akhir tahun 2023. Sebuah pengumuman yang “menunjukkan bahwa dia mempertahankan posisinya dan dukungan publik” dari Kementerian Pertahanan Rusia, analisis ISW.
Tidak jelas apakah Teplinsky telah terkena hukuman karena mengungkapkan jumlah korban VDV. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"