KONTEKS.CO.ID – Seorang wanita murtad bakar Alquran saat melakukan unjuk rasa yang mendapatkan izi dari polisi di dekat Ibu Kota Swedia.
Langkah tersebut mengikuti beberapa tindakan serupa dalam beberapa pekan terakhir. Tindakan pembakaran Alquran yang telah memicu kemarahan di seluruh dunia Muslim.
Diorganisir oleh imigran Iran Bahrami Marjan, pembakaran Alquran terjadi di sebuah pantai dekat Stockholm pada hari Kamis lalu, menurut kantor berita TASS, dalam laporannya Sabtu 5 Agustus 2023.
Tercatat sekitar 20 orang hadir untuk menonton, kebanyakan dari mereka adalah jurnalis.
Dalam rekaman video, Bahrami Marjan terlihat membakar kitab suci. Wanita murtad bakar Alquran sebelum membakarnya, terlebih dulu mencoret-coret dengan pulpen lalu merobek. Dab membakar kita suci tersebut.
Pada satu titik, polisi tampak menahan sekelompok kecil pengunjuk rasa kontra yang keberatan dengan aksi tersebut.
🇸🇪☪️ Another Quran burner pops up-Iranian immigrant sets holy book on fire on the beach in the suburbs of Stockholm,Sweden.
Burning of Muslim's holy book intensifies again with Iran claiming pic.twitter.com/V9ptdO5vgt
— MARIA (@its_maria012) August 3, 2023
TASS melaporkan, Marjan sudah keluar dari Islam alias murtad. Dia mengatakan, dirinya ingin menunjukkan bahwa agama juga merupakan bagian dari politik.
“Islam bukanlah agama yang demokratis,” katanya.
Marjan tidak setuju kalau pembakaran kitab suci seperti itu dapat membahayakan situasi keamanan Swedia lantaran potensi reaksi balik.
Tindakan Wanita Murtad Bakar Alquran Mengikuti Aksi Sebelumnya
Untuk diketahui, demonstrasi tersebut mencerminkan aksi-aksi lain yang pernah ada di Stockholm musim panas ini. Para aktivis membakar atau menodai Alquran selama tiga tindakan resmi polisi sebelumnya pada bulan Juni dan Juli, dua di antaranya di luar Kedutaan Besar Irak.
Tindakan tersebut memicu kemarahan publik di dunia Muslim, dengan pengunjuk rasa yang marah menyerbu kompleks diplomatik Swedia di Baghdad sebagai pembalasan.
Pemerintah Irak juga mengusir utusan Stockholm dan menarik kembali perwakilannya sendiri. Sementara Indonesia, Turki, Mesir, Aljazair, Maroko, Uni Emirat Arab, dan Yordania sama-sama mengutuk tindakan tersebut.
Pejabat Swedia berpendapat bahwa pemerintah tidak secara resmi menyetujui aksi protes tersebut. Perdana Menteri Ulf Kristersson bersikeras bahwa polisi setempat hanya mengeluarkan izin untuk pertemuan publik terlepas dari konten politiknya.
Ulf Kristersson menyalahkan kampanye disinformasi Rusia atas reaksi keras terhadap pembakaran Alquran. Dia menuduh Moskow menyebarkan klaim palsu bahwa Swedia sebagai negara akan berada di balik penodaan berbagai kitab suci.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, menggambarkan serangan terhadap Alquran sebagai kejahatan rasial yang tidak akan ada toleransi di Rusia.
Sementara sekelompok anggota parlemen Rusia mengeluarkan pernyataan bersama yang menyatakan tindakan itu tidak ada hubungannya dengan kebebasan berbicara dan beragama. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"