KONTEKS.CO.ID – Jambore ke-25 tingkat dunia atau World Scout Jamboree 2023 yang diselenggarakan di Saemangeum, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan, harus diselesaikan lebih awal karena cuaca ekstrem.
Kegiatan yang dimulai sejak 1 hingga 12 Agustus 2023, harus selesai lebih awal. Acara ini setidaknya dihadiri oleh 158 negara dengan 43.000 peserta dari seluruh dunia.
Penyelenggaraan Jambore di Korea Selatan ini dikabarkan berhenti di tengah jalan dikarenakan berbagai hal mulai dari cuaca ekstrem hingga desas-desus persiapan dari negara penyelenggara yang kurang matang.
Korea Meteorological Administration (KMA) memprediksi akan segera datang badai Topan Khanun, menjadi pertimbangan utama kegiatan Jambore ini terpaksa dihentikan.
Badai topan ini akan tiba di pantai tenggara Korea Selatan pada 10 Agustus 2023 dengan kecepatan mencapai 35 m/d dan meluas ke wilayah Korea yang lain sehingga akan menganggu berbagai kegiatan di luar ruangan.
Dilansir dari laman instagram KBRI Soul, Zelda Wulan Kartika selaku kuasa usaha Ad Interim KBRI Soul menjelaskan, bahwa pihak KBRI Soul selama ini bekerja sama dan berkoordinasi terus dengan gerakan Pramuka maupun kontingen yang ada di lapangan.
Selain itu, pihak KBRI Soul juga telah mengirimkan tim untuk memantau keadaan kontingen di lapangan.
“Keadaan kontingen mayoritas berada dalam keadaan sehat, mereka dapat survive dengan kondisi lapangan karena memang puncak musim panas di Korea Selatan,” kata Zelda.
Pada puncak musim panas ini dikabarkan suhu udara di negara tersebut mencapai 39 derajat celcius dengan tingkat kelembapan yang cukup tinggi.
Dengan kondisi cauca itu, menyebabkan peserta Jambore dari beberapa negara mengalami sakit. Sebelumnya, ada beberapa negara yang sudah menarik kontingen negaranya dari acara ini. Salah satunya Inggris.
“Dikabarkan ada beberapa kontingen Indonesia yang mengalami dehidrasi, kurang dari 20 orang dari sekitar 1.500 anggota kontingen dari Indonesia,” kata Zelda.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"