KONTEKS.CO.ID – Etnis Armenia di Nagorno-Karabakh yang terkuasai Azerbaijan melakukan eksodus ke wilayah negara Armenia.
Armenia mengungkapkan, sejauh ini sudah 1.050 orang menyeberang ke negaranya dari Nagorno-Karabakh. Eksodus berlangsung beberapa hari setelah daerah kantong mayoritas etnis Armenia Azerbaijan rebut.
Mereka masuk setelah pemerintah di Yerevan mengumumkan rencana memindahkan mereka yang kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran tersebut.
Azerbaijan merebut kembali wilayah yang terhuni oleh sekitar 120.000 etnis Armenia awal pekan ini. Mereka menyatakan ingin mengintegrasikan kembali etnis Armenia sebagai “warga negara yang setara”.
Namun Armenia telah memperingatkan bahwa mereka mungkin menghadapi pembersihan etnis.
“Pada pukul 22.00 waktu setempat, 1.050 orang memasuki Armenia dari Nagorno-Karabakh,” kata Pemerintah Armenia dalam sebuah pernyataan, mengutip BBC, Senin 25 September 2023.
Dikatakannya, bahwa banyak dari mereka telah mendapat perumahan yang pemerintah danai.
Etnis Armenia di Nagorno-Karabakh
Pasukan separatis Armenia di wilayah tersebut setuju untuk terlucuti pada hari Rabu, menyusul serangan cepat militer Azerbaijan.
Armenia mengatakan akan membantu siapa pun yang meninggalkan Nagorno-Karabakh. Namun berulang kali mengatakan, eksodus massal adalah kesalahan pihak berwenang Azerbaijan.
Dalam pidatonya di TV pada hari Minggu, Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, mengatakan banyak orang di wilayah kantong tersebut akan memandang pengusiran dari Tanah Air mereka sebagai satu-satunya jalan keluar.
Kecuali Azerbaijan menyediakan kondisi kehidupan yang nyata dan mekanisme perlindungan yang efektif terhadap pembersihan etnis.
Dia mengulangi bahwa pemerintahannya siap untuk menyambut saudara-saudarinya dengan penuh kasih.
Namun David Babayan, Penasihat Pemimpin Etnis Armenia di Nagorno-Karabakh, Samvel Shahramanyan, mengatakan kepada Reuters, dia memperkirakan hampir semua orang akan pergi.
“Rakyatnya tidak ingin hidup sebagai bagian dari Azerbaijan – 99,9% lebih memilih meninggalkan tanah bersejarah kami,” katanya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"