KONTEKS.CO.ID – Ketua DPR AS dipecat. Menariknya, pemecatan tersebut adalah ulah dari dari faksi kecil konservatif sayap kanan yang ada di partainya sendiri, Partai Republik.
Posisi Ketua DPR AS McCarthy dipecat dalam pemungutan suara dengan hasil 216 berbanding 210 pada Selasa malam, 3 Oktober 2023. Ini pertama kalinya dalam sejarah AS DPR memutuskan untuk memecat pemimpinnya.
“Pembicara McCarthy telah gagal mengambil sikap pada hal yang penting,” kata anggota Kongres sayap kanan Florida, Matt Gaetz, dalam posting media sosialnya, melansir Al Jazeera, Rabu 4 Oktober 2023.
Matt Gaetz-lah yang meluncurkan upaya untuk menyingkirkan McCarthy. “Jadi, jika dia tidak mau, aku akan melakukannya,” tulisnya lagi.
Pemungutan suara yang belum pernah terjadi sebelumnya ini menggarisbawahi meningkatnya gejolak di Partai Republik, yang juga dikenal sebagai GOP, dengan faksi sayap kanan yang berselisih dengan McCarthy dalam beberapa kesempatan sejak ia pertama kali menjadi ketua parlemen pada bulan Januari. Belum ada pilihan jelas di dalam partai untuk menggantikannya.
Dalam pemungutan suara pada Selasa malam, delapan anggota Partai Republik memutuskan hubungan dengan ketua DPR tersebut. Dampaknya, menghilangkan peluang kader Partai Republik itu untuk mendapatkan suara mayoritas yang terbutuhkan untuk mempertahankan jabatannya.
Partai Demokrat, yang telah menyatakan frustrasinya terhadap McCarthy atas apa yang mereka lihat sebagai upayanya untuk menarik dukungan kelompok sayap kanan Partai Republik, menolak untuk memberikan suara yang mendukung McCarthy.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan Presiden Joe Biden berharap DPR segera memilih ketua baru. “Tantangan mendesak yang bangsa kita hadapi tidak akan menunggu lama,” ucapnya.
“Rakyat Amerika berhak mendapatkan kepemimpinan yang mengedepankan isu-isu yang memengaruhi kehidupan mereka,” tukasnya.
“Setelah DPR memenuhi tanggung jawab mereka untuk memilih seorang ketua, Biden berharap dapat bekerja sama dengan mereka dan senat untuk menangani prioritas rakyat Amerika,” sambung Jean-Pierre.
Tanpa ketua DPR, DPR tidak akan bisa meloloskan rancangan undang-undang, termasuk rancangan undang-undang belanja penting.
McCarthy telah mengumumkan bahwa dia tidak akan mencalonkan diri sebagai pembicara lagi.
Dendam Pribadi Ketua DPR AS McCarthy Dipecat
Adolfo Franco, pengacara dan ahli strategi Partai Republik yang berbicara dari Florida, mengatakan, mayoritas lima kursi dalam pemerintahan yang terpecahlah yang menyingkirkan McCarthy.
“Kenyataannya adalah kita memiliki presiden yang demokratis, kita memiliki Senat yang demokratis. Kami tidak memiliki mayoritas absolut. Tuan Gaetz hidup di dunia fantasi. Jadi saya merasa tidak enak jika seseorang yang telah mencapai begitu banyak hal sehingga negara kita tergulingkan,” kata Franco.
Franco mengatakan pemecatan McCarthy yang terpimpin oleh Gaetz “sepenuhnya bersifat pribadi”. “Itu terdorong secara pribadi. Itu adalah balas dendam pribadi,” tambahnya.
Mantan Wakil Presiden AS, Mike Pence, mengatakan dia sangat kecewa dengan pemecatan McCarthy. “Izinkan saya mengatakan bahwa kekacauan bukanlah teman Amerika. Dan bukan teman keluarga Amerika yang mengalami kesulitan. Dan saya sangat kecewa segelintir anggota Partai Republik bermitra dengan Demokrat di DPR untuk menggulingkan Ketua DPR,” paparnya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"