KONTEKS.CO.ID – Serangan drone saat prosesi wisuda Akademi Militer di Homs, Suriah, menyebabkan 100 orang tewas dan 240 lainnya terluka.
“Serangan pesawat tak berawak terhadap sebuah perguruan tinggi militer di Provinsi Homs, Suriah, saat upacara wisuda telah menewaskan sedikitnya 100 orang dan melukai 240 lainnya,” kata seorang pemantau perang dan menteri kesehatan Suriah, mengutip Al Jazeera, Jumat 6 Oktober 2023.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan, lebih dari 100 orang tewas dan 125 lainnya luka-luka. Seorang pejabat di aliansi yang mendukung Pemerintah Suriah juga menyebutkan jumlah korban jiwa mencapai 100 orang.
Menteri Kesehatan Suriah, Hassan Al-Ghabash, memberikan angka yang lebih rendah. Kepada televisi pemerintah, ia menyebut jumlah korban tewas sebantak 80 orang. Termasuk 6 anak-anak dan 240 orang lainnya terluka.
Ada kekhawatiran jumlah korban tewas akan bertambah karena banyak korban luka berada dalam kondisi serius.
Namun belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Militer Suriah sebelumnya mengatakan, drone yang berisi bahan peledak menargetkan upacara pada hari Kamis saat upacara tersebut akan segera berakhir. Dalam sebuah pernyataan, militer menuduh para pejuang yang mendapat dukungan pasukan internasional melakukan serangan tersebut.
“Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyatakan keprihatinan mendalam atas serangan pesawat tak berawak di Homs. Juga laporan serangan balasan di barat laut Suriah,” kata Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric.
Menteri Pertahanan Suriah sempat menghadiri upacara wisuda. Namun ia meninggalkan lokasi beberapa menit sebelum serangan, kantor berita Reuters melaporkan.
“Setelah upacara, orang-orang turun ke halaman dan meledakkan bom. Kami tidak tahu dari mana asalnya, dan mayat-mayat berserakan di tanah,” kata seorang pria Suriah yang membantu menyiapkan dekorasi pada upacara tersebut.
Serangan Balasan Drone Serang Suriah
Al Jazeera menyebutkan, serangan tersebut merupakan pelanggaran keamanan besar dan sebuah pukulan bagi rezim Suriah.
“Sudah bertahun-tahun sejak pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad menjadi sasaran operasi semacam itu di jantung wilayah yang dikuasai pemerintah,” kata Al Jazeera.
Tampaknya rezim Suriah menyalahkan oposisi karena beberapa saat setelah serangan drone, pesawat mereka menargetkan daerah permukiman di kantong-kantong yang oposisi kuasai di barat laut negara tersebut.
“Setidaknya enam orang tewas, termasuk seorang wanita dan anak-anak, dan 40 lainnya terluka dalam serangan di provinsi barat laut Idlib,” menurut kelompok penyelamat darurat sukarelawan Suriah.
Serangan tersebut menargetkan 20 desa dan kota di seluruh Provinsi Idlib, menurut Pertahanan Sipil Suriah, yang juga dikenal sebagai Helm Putih. Setidaknya delapan anak-anak dan delapan wanita termasuk di antara korban luka. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"