KONTEKS.CO.ID – Teroris bunuh guru di sebuah sekolah di Prancis. Selain korban tewas, dua orang luka parah dalam teror serangan pisau di institusi pendidikan.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Gérald Darmanin mengatakan, serangan itu terjadi di Sekolah Menengah Gambetta di kota utara Arras sekitar pukul 11.00 waktu setempat.
Penyerang telah tertangkap dan sekarang dalam penahanan kepolisian.
Pelaku membunuh seorang guru bahasa Prancis. Mereka yang terluka adalah seorang guru lain dan penjaga keamanan Sekolah Menengah Gambetta.
Pria tersebut, yang digambarkan berusia 20-an, berasal dari Chechnya dan dikenal oleh dinas keamanan karena keterlibatannya dengan Islam radikal, menurut polisi.
Laporan media Prancis mengatakan, teroris bunuh guru adalah mantan murid di sekolah tersebut.
Sementara, Kantor Kejaksaan Anti-Teror Prancis menyatakan telah membuka penyelidikan menyusul serangan tersebut. Tuduhannya pembunuhan yang berhubungan dengan teroris dan percobaan pembunuhan yang juga terkait terorisme.
Saluran berita BFMTV melaporkan, saudara laki-laki penyerang juga telah polisi tangkap. Polisi mengatakan kini situasinya telah terkendali.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron akan mengunjungi sekolah tersebut pada hari Jumat. Sementara Majelis Nasional di Paris telah menunda sidangnya sebagai bentuk solidaritas terhadap para korban.
Serangan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di komunitas Muslim dan Yahudi di Prancis akibat konflik antara Israel dan Hamas.
Namun, polisi mengatakan tidak ada indikasi adanya kaitan serangan teror pisau dengan Timur Tengah.
Serangan itu terjadi hampir tiga tahun sejak pembunuhan dan pemenggalan kepala guru lainnya, Samuel Paty, di sekolahnya di luar Paris.
Pelaku penyerangan itu, Abdullakh Anzorov, 18 tahun, seorang pengungsi Muslim Rusia, ditembak mati oleh polisi tak lama kemudian. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"