KONTEKS.CO.ID – Serangan Hamas dalam Operasi Banjir Al-Aqsa yang berhasil mengejutkan Israel ternyata sudah tersiapkan selama empat tahun sebelumnya.
Kantor berita Iran, Tasnim, melaporkan, serangan Hamas terhadap Israel menandai “awal dari sebuah era baru” dalam konfrontasi antara kedua belah pihak. Saat militan Palestina menunjukkan tingkat kesiapan yang tinggi serta efektivitas intelijennya.
Hamas telah mengadakan latihan tahunan sejak tahun 2020 di mana mereka mempraktikkan berbagai skenario serangan.
Tasnim mencatat gerakan tersebut selalu mengumumkan latihan tersebut secara publik. Dengan cara ini mereka mendirikan pusat komando terpadu, mempraktikkan aksi bersama oleh berbagai kelompok, dan meningkatkan kesiapan tempur.
Para pejuang juga melakukan mobilisasi pasukan, peperangan kota, perebutan permukiman musuh dan fasilitas militer, invasi wilayah pesisir dan operasi pendaratan.
Para pejuang memberikan perhatian khusus pada taktik mencegah kemungkinan invasi Israel ke Jalur Gaza dengan menggunakan ranjau, tank, drone, sistem anti-rudal dan senjata lainnya.
Tasnim mengatakan, latihan tahunan ini dilakukan hanya sebulan sebelum serangan sebenarnya. Pihak berwenang Israel tidak menganggapnya cukup serius atau mempelajari strategi pertempuran Hamas dengan baik.
Sekadar informasi, Ketegangan kembali berkobar di Timur Tengah pada 7 Oktober, ketika militan Palestina dari gerakan Hamas menyerang wilayah Israel dari Jalur Gaza.
Hamas menggambarkan serangannya sebagai respons terhadap tindakan agresif otoritas Israel terhadap Masjid Al-Aqsa di Temple Mount Yerusalem.
Balasannya, Israel telah mengumumkan blokade total terhadap Jalur Gaza dan melancarkan serangan terhadap sasaran-sasaran di Lebanon dan Suriah. Permusuhan sedang berlangsung di Tepi Barat.
Israel Balas Serangan Hamas: 3.000 Warga Jalur Gaza Terbunuh
Jumlah warga Palestina yang terbunuh di Jalur Gaza telah mencapai 3.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Lebih dari 12.500 orang terluka di wilayah pesisir yang terkepung. “Di Tepi Barat yang terduduki, 61 warga Palestina tewas dan lebih dari 1.250 orang terluka,” sebutnya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"