KONTEKS.CO.ID – PM Israel Benjamin Netanyahu menolak seruan gencatan senjata ketika operasi darat Zionis di Jalur Gaza semakin intensif.
Dia menegaskan, meskipun Alkitab mengatakan ada waktunya untuk perdamaian, tapi ini adalah waktunya untuk berperang.
Sementara itu, juru bicara Hamas mengklaim, Israel tidak berhasil memasuki Gaza “kecuali di beberapa wilayah tertentu”. Hamas juga menggambarkan situasi kemanusiaan di wilayah tersebut sebagai bencana.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) belum merilis rincian mengenai sejauh mana kemajuan mereka.
Para pejabat AS sangat fokus dalam upaya membebaskan sandera yang Hamas tahan di Gaza – di antaranya adalah warga negara Amerika. Ini misi yang menurut sumber kini semakin rumit dengan perluasan operasi darat Israel ke Gaza.
AS tetap menjadi bagian dari perundingan yang sedang berlangsung. Perundingan mencakup Israel, Qatar, Mesir dan Hamas untuk mengeluarkan sejumlah besar sandera dari Gaza, dan kini mereka bersaing dengan Israel yang terus melakukan operasi darat ke jalur tersebut.
Para pejabat di pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah meminta PM Israel Benjamin Netanyahu untuk mempertimbangkan apa yang tersebut sebagai “jeda kemanusiaan”. Ini yang memungkinkan warga sipil di Gaza, termasuk sandera, untuk keluar dan meminta bantuan masuk.
Memberikan gambaran sekilas betapa tidak terduga dan tidak menentunya situasi yang ada. Seorang pejabat senior AS mengatakan kepada CNN, bahwa mereka yakin prospek pembebasan sandera dapat digambarkan sebagai “50/50”.
“Semua parameternya ada di sana,” kata pejabat ini tentang potensi kesepakatan. Namun upaya untuk bernegosiasi dengan Hamas – yang sebagian besar termediasi oleh Qatar – berjalan lambat, terutama karena butuh waktu lama untuk menyampaikan pesan dari Doha ke Hamas. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"