KONTEKS.CO.ID – Konsentrasi pasukan gabungan Rusia dan Belarus di perbatasan membuat NATO dan Amerika Serikat (AS) penasaran. Penggabungan kedua kekuatan militer ini dianggap persiapan Rusia untuk membuka front peperangan kedua setelah Ukraina.
Konsentrasi pasukan ini merupakan upaya berjaga jaga jika Ukraina, Polandia dan Lithuania menyerang Rusia melalui Belarus. Jika ini dilakukan, maka Minsk akan terseret dalam konflik militer. Demikian dilaporkan Pravda.
Kementerian Pertahanan Belarus mengumumkan Rusia akan mengirim sekitar 170 tank, hingga 100 senjata dan mortir ke wilayahnya untuk mengaktifkan kelompok pasukan Negara Persatuan.
Amerika Serikat telah memasok sejumlah besar senjata modern ke Polandia. Washington mendesak Warsawa terus melawan Rusia dan Belarus, dengan imbalan wilayah Ukraina Barat.
Adapun Lithuania, negara ini memiliki 18.400 tentara aktif. Jumlah ini berarti sebanyak empat brigade penuh ditambah 5.000 orang di Pasukan Sukarelawan untuk Perlindungan Wilayah, serta persatuan senjata Lituania. Lituania juga memiliki 700 personel angkatan laut, dengan dua kapal penyapu ranjau dan tiga kapal perbatasan serta tim pemeliharaan mereka di pantai.
Ada empat pesawat tempur taktis dan kelompok teknis penerbangan di pangkalan di Siauliai. Jika terjadi perang, mereka dapat lepas landas, jika NATO memberikan izin. Namun tidak ada sistem pertahanan udara.
NATO menyadari bahwa Lituania berada di peringkat 102 dalam peringkat Global Firepower-2020, berada di level Kamerun, Mali dan Burkina Faso. Apa yang akan dilakukan pasukan Rusia-Belarusia terhadap pasukan besar ini dalam waktu setengah hari mudah untuk dibayangkan. Analis militer NATO sebelumnya mengatakan bahwa jika terjadi perang dengan Rusia, Angkatan Bersenjata Rusia dapat merebut wilayah seluruh wilayah Baltik dalam beberapa hari. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"