KONTEKS.CO.ID – Drone militer Nigeria salah sasaran. Akibatnya, 85 orang termasuk perempuan dan anak-anak, tewas akibat serangan pesawat tak berawak tersebut.
Tentara dengan “keliru” menyerang sebuah pertemuan keagamaan di barat laut Nigeria.
Badan Manajemen Darurat Nasional Nigeria juga mengatakan, sedikitnya 66 orang terluka dalam serangan tersebut.
Ini adalah yang kejadian terbaru dari serangkaian serangan militer yang menewaskan warga sipil.
Presiden Nigeria, Bola Tinubu, menyebut insiden Minggu malam 3 Desember 2023, di negara bagian Kaduna sebagai kecelakaan pengeboman yang sangat disayangkan, meresahkan, dan menyakitkan. Ia juga memerintahkan penyelidikan atas kejadian itu.
Serangan udara militer dilaporkan telah menewaskan sekitar 400 warga sipil sejak tahun 2017 ketika tentara bertujuan menumpas kelompok bersenjata.
Kaduna berjarak 160 km dari ibu kota Abuja dan merupakan salah satu negara bagian di barat laut dan tengah utara yang bergulat dengan penculikan dan pembunuhan oleh geng. Wilayah ini menjadi sasaran pasukan keamanan dengan serangan udara.
Dalam serangan terakhir, puluhan orang tewas di Desa Tudun Biri saat memperingati hari raya umat Islam.
“Para korban terbunuh oleh drone yang menargetkan teroris dan bandit,” menurut para pejabat, mengutip Newsweek, Selasa 5 Desember 2023.
Panglima Militer Nigeria, Letnan Jenderal Taoreed Lagbaja, mengunjungi desa tersebut dan meminta maaf atas serangan udara tersebut.
“Teroris seringkali dengan sengaja menempatkan diri mereka di pusat-pusat populasi sipil,” kilah Mayor Jenderal Edward Buba, Jubir Markas Besar Pertahanan Nigeria, mengenai insiden hari Minggu.
Pasukan yang melakukan patroli udara melihat sekelompok orang. “Mereka salah menganalisis dan salah menafsirkan pola aktivitas mereka yang mirip dengan para bandit sebelum serangan pesawat tak berawak,” kata Buba.
Para saksi mata melaporkan dua ledakan, yang terjadi dalam waktu 30 menit satu sama lain.
Detik-Detik Drone Militer Nigeria Bom Warga Sipil
Penduduk desa pertama kali mendengar ledakan keras setelah pukul 21.00 waktu setempat, memaksa mereka lari ke tempat yang aman.
Ketika penduduk desa menyadari bahwa itu adalah bom, mereka mulai membantu korban luka dan memindahkan korban meninggal. Kemudian, ledakan lain terdengar, menewaskan lebih banyak orang, kata para saksi mata.
Seorang warga sipil, Musa Shehu, mengatakan dia kehilangan dua istri, sementara putri bungsunya terluka dan sudah ia bawa ke rumah sakit.
Saksi lain mengatakan mereka yang terjebak dalam penyerangan, yang berasal dari empat desa, sedang mencari jawaban.
Orang tersebut mengatakan beberapa bayi yang selamat terambil dari ibu mereka yang meninggal dalam sebuah pengalaman yang mengerikan.
Pada bulan Januari tahun ini, serangan udara dilaporkan menewaskan puluhan penggembala ternak di negara bagian Nasarawa.
Human Rights Watch mengatakan Angkatan Udara Nigeria memberikan sedikit informasi dan tidak memberikan keadilan atas insiden itu. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"