KONTEKS.CO.ID – Pasukan Korea Selatan yang bertugas di perbatasan dengan Korea Utara kembali mempersenjatai diri. Langkah ini diambil menyusul ketegangan yang meningkat antara dua Korea.
Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNC) pada Selasa, 19 Desember 2023 menjelaskan, tentara internasional itu ditempatkan di wilayah Panmunjom yang berbatasan dengan korea Utara.
UNC yang dipimpin AS merupakan kekuatan militer multinasional dan mengawasi urusan di Zona Demiliterisasi (DMZ) yang dijaga ketat antara kedua Korea.
Kedua negara ini secara teknis masih dalam keadaan perang.
Panmunjom yang telah menjadi tujuan wisata populer, secara resmi dikenal sebagai Kawasan Keamanan Bersama (JSA).
Di sini ada sekelompok bangunan yang menjadi tuan rumah perundingan antar-Korea dan tempat pasukan dari kedua belah pihak saling berhadapan.
Juru bicara UNC, Kolonel Isaac Taylor, keputusan untuk mengizinkan pasukan UNC membawa senjata pada bulan ini terjadi setelah tentara Korea Utara dari Tentara Rakyat Korea (KPA) melanjutkan “postur keamanan bersenjata” di daerah tersebut.
Taylor mengatakan langkah tersebut bertujuan untuk melindungi personel sipil dan militer di wilayah perbatasan.
“Tindakan ini diambil karena sangat hati-hati, namun UNC juga telah memberi tahu pemerintah Korea Selatan dan KPA tentang posisinya bahwa pelucutan senjata JSA akan lebih aman dan damai di Semenanjung Korea,” kata Taylor.
Kedua Korea telah sepakat untuk tidak mempersenjatai pasukan mereka di JSA berdasarkan pakta militer antar-Korea tahun 2018.
Namun pasukan Korea Utara dilaporkan membawa senjata sejak November setelah sebagian perjanjian tersebut terurai.
Bulan lalu, Korea Selatan menangguhkan sebagian perjanjian yang bertujuan untuk meredakan ketegangan di perbatasan sebagai protes atas peluncuran satelit mata-mata Pyongyang.
Korea Utara menanggapinya dengan membatalkan perjanjian tersebut dan berjanji untuk mengerahkan angkatan bersenjata yang lebih kuat dan senjata baru di perbatasan.
Melakukan tur ke DMZ telah menjadi aktivitas populer bagi wisatawan yang ingin melihat sekilas negara otoriter yang tertutup tersebut, namun perjalanan ke JSA ditunda setelah seorang tentara AS berlari melintasi perbatasan pada bulan Juli.
Korea Selatan mengatakan beberapa tur JSA dimulai kembali bulan lalu, meskipun laporan media mengatakan tur tersebut telah ditangguhkan lagi karena meningkatnya ketegangan dengan Korea Utara.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"