KONTEKS.CO.ID – Pemerintah Sri Lanka mengirimkan 10.000 warganya ke Israel. Mereka akan bekerja di sektor infrastruk dan pertanian menggantikan warga Palestina yang ramai-ramai Zionis pecat.
Ini bertolak belakang dengan sikap rakyat Sri Lanka. Mereka sejak bulan Oktober lalu telah melakukan aksi solidaritas terhadap Gaza.
Tak heran rakyat setenpat mengatakan malu dan marah dengan keputusan pemerintahnya mengirim ribuan pekerja ke Israel.
Arab News, Kamis 28 Desember 2023, melaporkan, sejak awal serangan mematikan Israel di wilayah kantong Palestina, mereka telah mencabut izin kerja puluhan ribu pekerja Palestina. Lalu Tel Aviv berusaha mengganti mereka dengan pekerja dari Asia Selatan.
Pada bulan November, kedutaan Sri Lanka mencapai kesepakatan dengan Pemerintah Israel untuk mengizinkan perekrutan segera 10.000 warga Sri Lanka di pertanian dan lokasi konstruksi.
Sri Lanka Butuh Uang Besar
Kelompok pekerja pertama yang berangkat ke Israel bulan ini menimbulkan kekhawatiran mengenai etika dan keselamatan. “Kita tidak boleh mengeksploitasi situasi ini,” kata Sudath Dewapura, Presiden World Fellowship of Buddhis Cabang Sri Lanka. Ini sebuah kelompok di balik aksi unjuk rasa antaragama dalam solidaritas dengan Palestina.
Karena sangat membutuhkan dana setelah mengalami krisis ekonomi tahun lalu, Sri Lanka berusaha menyediakan lapangan kerja bagi warga negaranya di luar negeri. Sehingga mereka dapat memperoleh penghasilan lebih banyak ketimbang bekerja di dalam negeri.
Namun keputusan untuk mengirim mereka ke zona konflik dan negara yang menerapkan apartheid telah memicu perlawanan dan kritik. “Kami sangat menentang bentuk pemberian dolar ke negara ini,” kata Dewapura kepada Arab News.
Shreen Abdul Saroor, aktivis hak asasi manusia terkemuka yang memimpin protes solidaritas Gaza, mengatakan, pengiriman pekerja ke Israel membantu pembersihan etnis yang telah berlangsung selama satu abad.
Lebih dari 21.100 warga Palestina telah terbunuh dan puluhan ribu lainnya terluka. Ini terjadi sejak Israel melancarkan pemboman terhadap Gaza dari udara, darat dan laut.
Mereka yang terluka kesulitan mendapatkan bantuan medis karena serangan udara telah menghancurkan sebagian besar rumah sakit dan klinik di wilayah kantong tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"