KONTEKS.CO.ID – Tentara menembak mati tiga sandera Israel karena mengira teriakan minta tolong mereka sebagai jebakan Hamas.
Tentara berpikir, itu upaya Hamas agar tentara bisa masuk dalam sergapan mereka.
Militer Israel pada Kamis, 28 Desember 2023 mengatakan, peristiwa ini terjadi pada 15 Desember lalu.
Menurut militer dalam pernyataannya mengatakan, tentara tidak berniat jahat dalam situasi tersebut dan mereka sudah bertindak benar sejauh pemahamannya.
“Prajurit melakukan tindakan yang tepat sesuai pemahaman mereka mengenai peristiwa tersebut pada saat itu,” tulis militer.
Pernyataan tersebut juga menyebut, Panglima Militer Jenderal Herzi Halevi telah menekankan pentingnya mematuhi prosedur operasi standar (SOP).
“Dalam situasi di mana tidak ada ancaman langsung dan identifikasi musuh tidak jelas, perlu adanya pemeriksaan sejenak sebelum menembak, jika ada kesempatan,” ujarnya.
Halevi menyebut, tentara IDF gagal dalam misinya menyelamatkan para sandera dalam peristiwa ini.
“Seluruh rantai komando merasa bertanggung jawab atas peristiwa sulit ini, menyesali hasil ini, dan berbagi kesedihan dengan keluarga ketiga sandera,” katanya.
Penyelidikan menemukan, selama hari-hari pertempuran yang intens, tidak ada informasi intelijen yang menunjukkan ada sandera ditahan di gedung-gedung di mana pasukan menghadapi tembakan hebat.
Militer mengatakan, rekaman menunjukkan para sandera telah melepas baju mereka.
Salah salah satu dari mereka mengibarkan bendera putih. Tetapi mereka baru diidentifikasi sebagai sandera setelah pemeriksaan jenazah.
Ketiga korban merupakan sandera yang diculik Hamas pada 7 Oktiber di sejumlah kota di Israel.
Terbunuhnya ketiga sandera saat mendekati pasukan Israel di kawasan Shejaiya Kota Gaza itu telah mengguncang warga Israel.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"