KONTEKS.CO.ID – Anggota Dewan Keamanan PBB mendesak kelompok Houthi di Yaman segera menghentikan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden.
DK PBB menyebut serangan itu ilegal dan mengancam stabilitas regional, kebebasan navigasi, dan persediaan makanan global.
Dalam pertemuan formal pertama pada 2024, para anggota juga menuntut agar Houthi melepaskan Galaxy Leader beserta awaknya, yang ditahan kelompok tersebut pada 19 November.
Galaxy Leader merupakan kapal kargo yang dioperasikan Jepang dan terkait dengan sebuah perusahaan Israel.
Beberapa anggotan juga mendesak dewan untuk mengambil tindakan guna menghentikan serangan rudal dan drone Houthi.
Namun demikian, DK PBB tidak mengambil langkah formal dalam sesi terbuka sebelum melakukan konsultasi tertutup.
Amerika Bersuara
“Amerika Serikat yakin situasi ini telah mencapai titik perubahan,” kata perwakilan AS di PBB, Chris Lu kepada dewan tersebut.
Dia menambahkan, serangan-serangan ini menimbulkan dampak buruk bagi keamanan maritim, pelayaran dan perdagangan internasional.
Serangan Houthi itu juga akan melemahkan situasi kemanusiaan yang rapuh di Yaman sehingga mengancam pengiriman bantuan ke negara itu.
Beberapa jam sebelum Dewan Keamanan bertemu, Amerika Serikat dan 12 negara lainnya memperingatkan dalam pernyataan bersama bahwa Houthi “akan memikul tanggung jawab atas konsekuensinya” jika serangan terus berlanjut.
Selama sesi tersebut, perwakilan AS, Inggris dan Israel menuduh Iran mendukung serangan Houthi.
Namun Teheran membantah tuduhan tersebut.
“Houthi akan kesulitan melacak dan menyerang kapal-kapal komersial secara efektif tanpa dukungan Iran,” tuduh Lu.
Respons Jepang
Duta Besar Jepang, Kazuyuki Yamazaki termasuk di antara mereka yang menyerukan agar dewan tersebut mengambil tindakan untuk menghentikan serangan tersebut.
Sayangnya dia juga tidak merinci langkah apa yang harus diambil.
“Jepang percaya Dewan Keamanan harus mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah ancaman tambahan dari Houthi dan menjaga perdamaian dan keamanan internasional,” katanya.
Kata Rusia
Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia mendesak para pemimpin Houthi untuk mengurangi tindakan apa pun yang menimbulkan ancaman terhadap kapal komersial dan awaknya.
Namun demikian, akar masalahnya adalah perpanjangan konflik antara Israel dan Hamas di Gaza.
Dia mengkritik Washington karena menghalangi resolusi yang menyerukan gencatan senjata.
Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran, yang menguasai sebagian besar Yaman, telah meluncurkan drone dan rudal ke lebih dari 20 kapal sejak 19 November.
Kelompok itu mengatakan, sebagai solidaritas dengan warga Palestina di Gaza, mereka akan menargetkan kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan Israel atau berlayar ke Israel.
Meski demikian, banyak kapal yang tidak mempunyai hubungan dengan Israel, tidak menuju pelabuhan Israel, dan perusahaan pelayaran besar menghentikan operasi mereka melalui Laut Merah.
Amerika Serikat dan negara-negara lain bulan lalu membentuk satuan tugas angkatan laut, Operation Prosperity Guardian, untuk melindungi kapal-kapal sipil.
Kapal perang AS telah menembak jatuh senjata Houthi, dan pada hari Minggu menenggelamkan kapal cepat Houthi.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"