KONTEKS.CO.ID – Dua jurnalis Palestina tewas dan satu lainnya luka dalam serangan udara Israel di Gaza. Tentara zionis menargetkan mobil di dekat Rafah, Minggu, 7 Januari 2024 di mana para korban ada di dalamnya.
Kedua korban yakni Hamza Al-Dahdouh dan Mustafa Thuraya yang merupakan wartawan freelance.
Al-Dahdouh pernah melakukan pekerjaan lepas untuk Al Jazeera. Dia merupakan putra dari kepala koresponden stasiun TV di Gaza yang berbasis di Qatar, Wael Al-Dahdouh.
Korban luka yakni Hazem Rajab yang sama-sama merupakan wartawan lepas.
Sebuah video di saluran YouTube yang terhubung dengan Al Jazeera menunjukkan, Wael Al-Dahdouh menangis di samping tubuh putranya dan memegang dan mencium tangannya sambil menangis.
Setelah pemakaman putranya, dengan tegar dia mengatakan, jurnalis di Gaza akan terus melakukan tugasnya.
“Seluruh dunia perlu melihat apa yang terjadi di sini,” katanya.
Wael Al-Dahdouh sangat terkenal di Timur Tengah setelah ia mengetahui dalam siaran langsung bulan lalu, bahwa istrinya, putra, putri, dan cucunya tewas dalam serangan udara Israel.
Sementara sebuah pernyataan dari militer Israel mengatakan, sebuah pesawat IDF mengidentifikasi dan menyerang seorang teroris yang mengoperasikan pesawat.
Pasukan IDF menganggapnya sebagai ancaman.
“Kami mengetahui laporan, selama serangan itu, dua tersangka lainnya yang berada di kendaraan yang sama dengan teroris juga ikut terkena serangan,” kata pernyataan itu.
Dalam sebuah pernyataan pada 16 Desember, sebagai tanggapan atas kematian jurnalis Al Jazeera lainnya di Gaza, tentara Israel mengatakan IDF tidak pernah, dan tidak akan pernah, dengan sengaja menargetkan jurnalis.
Jaringan Media Al Jazeera mengutuk pembunuhan keduanya dan mengatakan itu merupakan serangan yang terencana.
“Kami mendesak Pengadilan Kriminal Internasional, pemerintah dan organisasi hak asasi manusia, serta PBB untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas kejahatan kejinya dan menuntut diakhirinya penargetan dan pembunuhan jurnalis,” kata jaringan tersebut dalam sebuah pernyataan.
Perang Gaza Mimpi Buruk Dunia Jurnalistik
Perang Israel-Hamas sejak pada 7 Oktober telah menimbulkan dampak mematikan bagi para jurnalis.
Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), sebuah badan pengawas internasional, pada Sabtu, 6 Januari mengatakan, 77 jurnalis dan pekerja media telah terbunuh.
Jurnalis itu terdiri atas 70 warga Palestina, empat warga Israel dan tiga warga Lebanon.
Di sisi lain, kantor media pemerintah Gaza yang dikelola Hamas mengatakan, dua kematian baru ini menambah jumlah jurnalis yang terbunuh akibat serangan Israel.
Kini total jurnalis yang tewas menembus angka 109 orang.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"