KONTEKS.CO.ID – AS dan Inggris berdalih serangan kepada Yaman sebagai tindakan yang sah menurut hukum internasional.
Di hadapan Dewan Keamanan PBB, kedua negara itu mengatakan serangannya terjadi karena Houthi di Yaman terlebih dulu menyerang kapal-kapal di Laut Merah.
Duta Besar AS, Linda Thomas-Greenfield mengatakan, serangan AS dan Inggris konsisten dengan hukum internasional dan Piagam PBB.
“Operasi tersebut terrancang untuk mengganggu dan menurunkan kemampuan Houthi dalam melanjutkan serangan sembrono terhadap kapal dan pelayaran komersial,” katanya.
Amerika Serikat, lanjutnya, akan terus melakukan respons diplomatik sambil berupaya mempertahankan pelayaran komersial.
Dia menginformasikan, lebih dari 2.000 kapal terpaksa berubah jalur dari Laut Merah akibat serangan Houthi sejak November.
Dalih itu mendapat dukungan Duta Besar Inggris Susan Woodward.
“Kami mengambil tindakan pertahanan diri yang terbatas, perlu dan proporsional bersama Amerika Serikat dengan dukungan non-operasional dari Belanda, Kanada, Bahrain dan Australia,” katanya.
Rusia dan China Tak Setuju
Di sisi lain, Rusia dan China justru menuduh sekutu Barat itu justru ikut meningkatkan ketegangan regional. Rusia bahkan menyebut operasi AS dan Inggris itu tidak proporsional dan ilegal.
Duta Besar Rusia, Vassily Nebenzia menuduh serangan AS dan Inggris melanggar hukum internasional dan meningkatkan ketegangan regional.
“Anda melakukan pengeboman secara tidak proporsional dan ilegal terhadap negara bagian lain,” katanya.
Sementara Zhang Jun, utusan China untuk PBB, mengatakan Dewan Keamanan tidak mengizinkan penggunaan kekuatan terhadap Yaman.
“Operasi AS dan Inggris tidak hanya menyebabkan kerusakan infrastruktur dan korban sipil, namun juga mengakibatkan meningkatnya risiko keamanan di Laut Merah,” katanya.
Negara-negara lain khawatir serangan AS dan Inggris terhadap 28 lokasi di Yaman akan memicu ketegangan regional.
Padahal ketegangan di wilayah Timur Tengah sudah meningkat akibat serangan Israel terhadap kelompok Islam Hamas yang berkuasa di Gaza.
Saling adu argumen ini terjadi selama perdebatan Dewan Keamanan pada Jumat, 12 Januari 2024 mengenai operasi AS dan Inggris pascaserangan Houthi yang bersekutu terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden.
Kelompok Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman dalam perang saudara, mengatakan serangan mereka adalah untuk mendukung Hamas.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"