KONTEKS.CO.ID – Serangan AS dan Inggris ke Yaman nyatanya justru memecah Eropa menjadi dua kubu, yang mendukung dan enggan bergabung.
Italia, Spanyol dan Perancis dengan tegas tidak mengambil bagian dalam serangan itu.
Mereka bahkan juga tidak menandatangani pernyataan yang dikeluarkan oleh 10 negara yang membenarkan serangan tersebut.
Italia
Sebuah sumber di kantor Perdana Menteri Giorgia Meloni mengatakan, Italia menolak menandatangani pernyataan tersebut.
Maka dari itu, Italia tidak harus berpartisipasi dalam serangan tersebut.
Namun, sumber pemerintah mengatakan, Italia telah diminta untuk ambil bagian namun menolak karena dua alasan.
Pertama karena keterlibatan Italia memerlukan persetujuan parlemen, yang akan memakan waktu.
Selain itu, Roma lebih memilih menerapkan kebijakan yang “menenangkan” di Laut Merah.
Prancis
Seorang pejabat Prancis anonim mengatakan, Paris khawatir jika bergabung dalam serangan tersebut, mereka akan kehilangan pengaruh dalam perundingan untuk meredakan ketegangan antara Hizbullah dan Israel.
Perancis telah memfokuskan sebagian besar diplomasinya dalam beberapa pekan terakhir untuk menghindari eskalasi di Lebanon.
Spanyol
Menteri Pertahanan Spanyol Margarita Robles mengatakan Madrid tidak ikut aksi militer di Laut Merah karena ingin mendorong perdamaian di kawasan.
“Setiap negara harus memberikan penjelasan atas tindakannya. Spanyol akan selalu berkomitmen terhadap perdamaian dan dialog,” katanya kepada wartawan di Madrid.
Perbedaan pendapat di negara-negara Barat mengenai cara mengatasi ancaman Houthi muncul bulan lalu ketika Amerika Serikat dan sejumlah sekutunya meluncurkan Operasi Penjaga Kemakmuran.
Operasi itu untuk melindungi kapal-kapal sipil di jalur pelayaran Laut Merah yang sibuk.
Italia, Spanyol dan Perancis tidak ikut serta dalam misi tersebut.
Mereka tidak mau menempatkan kapal angkatan laut mereka di bawah komando AS.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"