KONTEKS.CO.ID – Menteri Transportasi Singapura, S. Iswaran (61) menerima 27 dakwaan terkait korupsi. Namun dia membatah semua tuduhan tersebut.
Biro Investigasi Praktik Korupsi dalam sebuah pernyataan pada Kamis, 18 Januari 2024 mengatakan, 27 dakwaan tersebut atas dua karena korupsi dan 24 karena menerima hadiah sebagai pegawai negeri atau gratifikasi.
Sementara satu dakwaan karena menghalangi jalannya keadilan.
Iswaran kemungkinan menerima barang senilai hampir USD286.000 antara tahun 2015-2022 dari taipan properti Malaysia, Ong Beng Seng.
Beberapa di antaranya sebagai imbalan karena membantu pengusaha yang berbasis di Singapura tersebut memajukan kepentingan bisnisnya.
Hadiah tersebut termasuk tiket gratis untuk Grand Prix Formula 1 Singapura, serta pertandingan sepak bola dan musikal di Inggris.
Ong memiliki hak untuk mengikuti balapan F1 lokal sementara Iswaran menjadi ketua dan kemudian menjadi penasihat komite pengarah Grand Prix.
Ini merupakan kasus korupsi menteri pertama yang pernah terjadi di negara pusat keuangan Asia yang terkenal dengan pemerintahannya yang bersih tersebut.
Iswaran Bantah Semua Dakwaan
Setelah meninggalkan pengadilan, Iswaran mengatakan telah mengundurkan diri dari jabatannya pada Selasa, 16 Januari 2024.
Dia juga membantah semua tuduhan tersebut.
“Saya menolak tuduhan terhadap saya. Saya tidak bersalah dan sekarang akan fokus membersihkan nama saya,” kata Iswaran dalam sebuah pernyataan.
Iswaran merupakan politisi senior di Partai Aksi Rakyat yang sudah lama berkuasa.
Dia pertama kali ditangkap Juli lalu bersama Ong, yang belum belum mendapatkan dakwaan.
Keduanya dibebaskan dengan jaminan dan rinciannya tidak diungkapkan pada saat itu.
Iswaran cuti dengan gaji yang dikurangi sambil menunggu penyelidikan.
Dakwaan ini mempermalukan Partai Aksi Rakyat (PAP) yang sudah lama berkuasa. Padahal partai ini selalu membanggakan citra bersih mereka.
Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengatakan kasus Iswaran telah mendapat penanganan tegas sesuai hukum.
Lee mengaku menerima pengunduran diri Iswaran dari pemerintah dan PAP.
“Saya bertekad untuk menjunjung tinggi integritas partai dan pemerintah, serta reputasi kami dalam hal kejujuran dan tidak korupsi,” kata Lee dalam sebuah pernyataan.
Menteri kabinet lainnya juga pernah masuk daftar penyelidikan karena korupsi pada tahun 1986. Namun meninggal sebelum tuntutan diajukan.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"