KONTEKS.CO.ID – Rusia tetap bisa impor chip dari Amerika Serikat (AS). Padahal, sama seperti China, Rusia juga terkena embargo dari AS terkait impor chip.
Nilai impor chip dari AS ini bahkan tak tanggung-tanggung mencapai USD1,7 miliar atau sekitar Rp 26,9 triliun selama 2023.
Melansir dari Bloomberg, data ini berasal dari layanan bea cukai Rusia yang sebenarnya rahasia.
Data bea cukai Rusia menyebut, dalam sembilan bulan pertama, lebih dari setengah impor chip berasal dari perusahaan seperti Intel, AMD, Analog Devices, Infineon Techn ologies, STMicroelectronics, dan NXP Semiconductors.
Sayangnya tak ada data perusahaan Rusia apa yang mengimpor chip-chip tersebut.
Tetap bisanya Rusia mengimpor chip terlarang dari AS ini menunjukkan sistem embargo global yang tak efektif.
Selain itu, rantai pasokan global terutama dalam industri chip, sangat kompleks.
Fakta itu justru membuat chip harus banyak berpindah tangan dari berbagai distributor dan reseller.
Mengutip Techspot pada Senin, 29 Januari 2024, kuat dugaan, banyaknya chip yang bisa masuk Rusia terjadi lewat skema ekspor ulang melalui negara pihak ketiga. Di antaranya China, Turki, dan Uni Emirat Arab.
Masih dalam data yang sama, tampak jumlah impor chip berkurang pada pertengahan kedua 2023.
Kuat dugaan AS, Uni Eropa, dan aliansi Group of Seven mulai memperketat sanksi embargo terhadap Rusia.
Namun meski demikian, nyatanya Rusia masih tetap bisa mengakali ketatnya embargo tersebut.
Bahkan, sumber anonim dari pemerintah AS menyebutkan Rusia punya jaringan penyelundup di badan intelijen dan Kementerian Pertahan.
Hal itu memungkinkan bisa ada pengiriman barang ke negara lain lantas dikirim kembali ke Rusia.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"