KONTEKS.CO.ID Negara-negara Barat tidak boleh mengisolasi Rusia, sebaliknya, mereka harus menjalin komunikasi langsung dengan Moskow untuk menyelesaikan situasi politik yang sangat sulit saat ini, kata Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store, Rabu sore 26 Oktober 2022.
“Tidak ada yang baik dalam mengisolasi Rusia. Sangat mengkhawatirkan bahwa hari ini kami memiliki begitu sedikit kontak dan komunikasi langsung dengan Rusia,” kata Store kepada parlemen Norwegia, seperti dikutip oleh penyiar NRK dan dilansir Sputnik.
Kurangnya dialog merusak kemungkinan mencapai penyelesaian damai di Ukraina, kata perdana menteri Norwegia, seraya menambahkan bahwa situasi politik saat ini adalah yang paling sulit sejak Perang Dunia II.
Negara-negara Barat bertekad untuk mengisolasi Rusia setelah meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari. Mereka meluncurkan kampanye sanksi yang komprehensif terhadap Moskow, sementara juga mengancam sekutu dan mitra Rusia dengan pembatasan serupa dalam hal kerja sama dan dukungan berkelanjutan untuk Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah berulang kali mengatakan bahwa Rusia tidak dapat diisolasi. China juga secara vokal menentang gagasan menjatuhkan sanksi sepihak pada negara mana pun dan menyerukan kelanjutan dialog demi kepentingan pembangunan dunia yang damai.
Gangguan dalam operasi logistik dan keuangan akibat krisis dan sanksi Barat terhadap Rusia telah merusak rantai pasokan dan menyebabkan lonjakan harga energi di seluruh dunia, mendorong banyak pemerintah Eropa untuk mengambil tindakan darurat. Pada saat yang sama, UE telah mencari alternatif untuk gas alam Rusia karena telah berjanji untuk mengakhiri ketergantungannya pada pasokan energi dari Rusia.
Pada 7 Oktober, Uni Eropa memperkenalkan paket sanksi kedelapan terhadap Moskow yang, antara lain, menetapkan kerangka kerja untuk membatasi harga ekspor minyak laut Rusia pada tingkat yang dikoordinasikan oleh sekutu G7. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"