KONTEKS.CO.ID – Sebanyak 37 orang tewas dalam pertempuran yang memperebutkan wilayah kaya minyak di Abyei.
Dua negara bertetangga, Sudan Selatan dan Sudan saling klaim wilayah ini.
Menteri Penerangan Sudan, Bolis Koch mengatakan, pertempuran pecah di wilayah Rum-Ameer, Alal dan Mijak.
Warga wilayah tersebut mendapat serangan dari kelompok bersenjata dari negara bagian Warrap, Sudan Selatan.
Koch mengatakan pertempuran itu menyebabkan 19 orang tewas dan 18 orang terluka pada Sabtu, 3 Februari 2024.
Sementara pada perang hari Minggu, 4 Februari 2024, 18 orang tewas termasuk empat wanita dan tiga anak-anak.
Tak hanya itu, sekitar 1.000 ekor sapi juga hilang.
“Wilayah Administratif Khusus Abyei mengutuk keras serangan teroris, pembunuhan keji terhadap warga sipil tak berdosa, pembakaran pasar lokal dan kawasan permukiman,” kata Koch dalam sebuah pernyataan.
Kekerasan etnis sering terjadi di wilayah tersebut. Anggota Suku Twic Dinka dari Warrap berebut tanah dengan masyarakat Ngok Dinka di wilayah Aneet Abyei, yang terletak di perbatasan.
Sudan dan Sudan Selatan tidak sepakat mengenai kendali atas wilayah Abyei sejak perjanjian damai tahun 2005.
Perjanjian itu mengakhiri perang saudara selama beberapa dekade antara Sudan Utara dan Selatan.
Status Abyei belum terselesaikan setelah Sudan Selatan merdeka dari Sudan pada tahun 2011, meski berada di bawah kendali Sudan Selatan.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"