KONTEKS.CO.ID – Serangan drone menyasar pangkalan militer yang menampung pasukan AS di Suriah bagian timur. Sebanyak enam pejuang Kurdi tewas dalam serangan tersebut.
Serangan pesawat tak berawak tersebut terjadi pada Minggu, 4 Februari 2024 malam.
Ini menjadi serangan signifikan pertama di Suriah atau Irak sejak AS melancarkan serangan balasan terhadap milisi dukungan Iran.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang mendapat dukungas AS dan dipimpin oleh Kurdi pada Senin, 5 Februari 2024 mengatakan, serangan tersebut menghantam tempat latihan di pangkalan al-Omar, Provinsi Deir el-Zour di Suriah timur.
Itu merupakan tempat dimana unit komando pasukan berlatih. Tidak ada korban jiwa yang berasal dari pasukan AS.
Kelompok Perlawanan Islam Bertanggung Jawab
Sementara itu, sebuah kelompok payung milisi Irak yang didukung Iran, yang menamai diri Perlawanan Islam di Irak, merilis sebuah video.
Mereka mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Dalam video juga terekam saat mereka meluncurkan drone dari lokasi tersembunyi.
Pada akhir Januari, serangan pesawat tak berawak oleh kelompok yang sama menewaskan tiga tentara AS dan melukai puluhan lainnya di sebuah pangkalan gurun di Yordania.
Kelompok payung tersebut telah melancarkan puluhan serangan pesawat tak berawak terhadap pangkalan dan pasukan militer AS di Irak dan Suriah.
Mereka juga menyerukan penarikan tentara Amerika dari kedua negara tersebut.
Militer AS melancarkan puluhan serangan balasan yang menargetkan kelompok militan yang mendapat dukungan Iran di Irak barat dan Suriah timur. AS juga menyerang kelompok Houthi di Yaman.
Sementara itu, pemantau perang oposisi yang berbasis di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, mengatakan, setidaknya tujuh pejuang SDF tewas dalam serangan pada hari Minggu.
Selain itu, sedikitnya 18 lainnya terluka, beberapa di antaranya berada dalam kondisi kritis.
Serangan Minggu malam itu terjadi dua hari setelah militer AS melancarkan serangan terhadap sasaran-sasaran militan yang terkait dengan Iran di Suriah dan Irak.
SDF mengatakan pihaknya mempunyai hak untuk menanggapi serangan tersebut.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"