KONTEKS.CO.ID – Ibu dari pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny (47), Lyudmila Navalnaya (69) yang tewas di penjara Arktik terus berjuang mendapatkan jenazah putranya.
Lyudmila Navalnaya memulai perjalanan untuk membawa pulang jenazah putranya pada Sabtu, 17 Februari 2024.
Bersama anggota tim hukum Navalny, Lyudmila melakukan perjalanan ke Kota Kharp, wilayah Yamalo-Nenets, sekitar 1.900 kilometer.
Rombongan tiba di lokasi setelah menempuh perjalanan selama 24 jam.
Sesampai di lokasi penjara, pegawai penjara mengaku tidak menyimpan jenazah Alexei .
Mereka mengatakan jenazah telah dibawa ke kota terdekat, Salekhard, yang berjarak sekitar sekitar satu jam perjalanan.
Langkah itu disebut sebagai bagian dari penyelidikan atas kematiannya.
Rombongan segera mengejarnya ke kota tersebut. Namun, ketika mereka tiba di kota itu, mereka mendapati kamar mayat tertutup.
Ketika pengacara menelepon petugas kamar mayat, mereka mendapat informasi jika jenazah politisi tersebut juga tidak ada di sana.
Rombongan lantas menuju ke kantor Komite Investigasi Salekhard.
“Di sini, rombongan mendapat informasi penyebab kematian politisi tersebut sebenarnya belum diketahui,” kata juru bicara Navalny, Kira Yarmysh.
Para pejabat mengatakan kepada Lyudmila, keluarga tidak akan menerima jenazahnya sampai mereka menyelesaikan pemeriksaan tambahan.
Mendapati hal ini, Lyudmila kembali ke hotelnya di Kota Labytnangi, yang berjarak 30 menit berkendara.
Sementara itu, tim Navalny mengatakan mereka masih belum mengetahui di mana jenazah politisi tersebut saat ini.
“Jelas mereka berbohong dan melakukan segala yang mereka bisa untuk menghindari penyerahan jenazah. Tim Navalny menuntut agar jenazah Alexei Navalny segera kembali kepada keluarganya,” tulis Yarmysh di X.
Alexei Navalny Tewas dalam Penjara Penjara Arktik
Sebelumnya, Yarmysh mengatakan, Lyudmila menerima menerima pesan resmi hari Sabtu yang menyatakan anaknya meninggal di penjara pada Jumat, 16 Februari 2024, pukul 14:17 waktu setempat.
Lembaga Pemasyarakatan Federal Rusia pada hari Jumat mengatakan, Alexei merasa tidak enak badan setelah berjalan-jalan. Dia pun akhirnya jatuh pingsan.
Direktur Yayasan Anti-Korupsi Navalny, Ivan Zhdanov mengatakan, para pejabat mengatakan Alexei meninggal karena sindrom kematian mendadak.
Navalny mendapat hukuman penjara 19 tahun sejak Januari 2021 setelah tiga kali mendapat vonis bersalah karena ekstremisme.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"