KONTEKS.CO.ID – Pada 14 Februari lalu sebagian besar masyarakat di Indonesia menyambut hari pemilu dengan meriah. Sayangnya antusiasme akan Pemilu ini tidak berbanding lurus dengan WNI di Los Angeles.
Pada pemilu 2024, dari 614 pemilih yang datang ke tiga TPS di Los Angeles 10 Februari, sebanyak 244 termasuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Sisanya adalah Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) sebanyak 215 pemilih dan Daftar Pemilih Khusus (DPK) sebesar 155 pemilih.
Padahal tahun lalu jumlah DPT Los Angeles yang terdata menyatakan ingin datang langsung ke TPS saat pemilu mencapai 1.200 orang. Angka ini membuat tingkat partisipasi pemilih di Los Angeles hanya berada pada angka 20,3 persen.
Sedikitnya pertisipasi tidak hanya terjadi di TPS. Bahkan penerimaan surat suara untuk metode pemungutan suara melalui pos panitia pemilu luar negeri (PPLN) Los Angeles pun tergolong sedikit.
“Kalau untuk yang dari pos ada sekitar 2.500 sampai kemarin. Itu juga termasuk return to sender,” ungkap Ketua PPLN Los Angeles Rosdiana Susanto. Return to sender merujuk pada paket surat suara yang tidak sampai ke tangan pemilih dan dikembalikan kantor pos kepada panitia sebagai pihak pengirim.
Terkonfirmasi bahwa dalam pemilu 2024 ini, jumlah DPT Los Angeles yang memilih metode pemungutan suara melalui pos berjumlah 14.517 orang. Jumlah tersebut setara dengan 92,3 persen total DPT.
Pada dasarnya terdapat tiga metode pemungutan suara kepada pemilih di luar negeri. Selain datang ke TPS dan melalui pos, sejumlah daerah juga memberikan pilihan mencoblos lewat kotak suara keliling (KSK). Namun, metode KSK tidak tersedia bagi pemilih di wilayah Los Angeles.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"