KONTEKS.CO.ID – Kementerian Kesehatan Korea Selatan menaikkan stasus kewaspadaan kesehatan masyarakat menjadi ‘berat’ untuk pertama kalinya sejak aksi mogok kerja oleh ribuan dokter.
“Dalam situasi yang semakin intens ini, Kementerian Kesehatan telah memutuskan untuk meningkatkan peringatan bencana kesehatan dari tingkat hati-hati menjadi berat,” kata seorang juru bicara Kementerian Kesehatan dalam sebuah pernyataan, dikutip Jumat, 23 Februari 2024.
Sebanyak 8.400 dokter mogok kerja dan menyebabkan gangguan dalam layanan medis.
Rumah sakit besar terpaksa membatalkan hingga 50 persen dari operasi.
Manajemen bahkan terpaksa menolak pasien yang membutuhkan perawatan darurat.
“Dokter-dokter yang terlibat dalam mogok mengancam akan melanjutkan aksi protes mereka. Hampir semua departemen darurat di rumah sakit terbesar Korea Selatan berada dalam status siaga merah,” ujar seorang pejabat kesehatan setempat tanpa menyebut nama.
Ribuan Dokter Mogok Kerja
Mogok kerja ini sebagai bentuk protes para dokter terhadap rencana pemerintah dalam peningkatan penerimaan sekolah kedokteran secara tajam.
Pemerintah ingin meningkatkan jumlah dokter magang dengan tujuan memperkuat sektor perawatan kesehatan penting seperti pediatri, obstetri, dan perawatan darurat.
Menurut pemeritah, rekrutmen lebih banyak dokter itu menjadi perlu, mengingat tantangan kesehatan yang dihadapi oleh populasi yang semakin menua.
Sebagai tanggapan, para pemogok mengatakan, rencana perekrutan tersebut tidak sesuai dan mempertanyakan kebutuhan akan lebih banyak dokter.
“Kami berjuang untuk upah yang lebih tinggi dan pengurangan beban kerja, bukan menentang rencana perekrutan. Namun, kami juga khawatir bahwa rekrutmen tambahan akan mengancam standar perawatan medis,” ungkap seorang juru bicara dari para peserta mogok kerja.
Sementara itu, menurut seorang pasien yang tak disebutkan namanya, masyarakat yang menunggu perawatan medis kecewa atas sengketa ini. Pasalnya, kedua belah pihak menolak untuk berkompromi.
“Saya berharap pemerintah dan dokter dapat menemukan solusi yang menguntungkan bagi semua pihak, terutama bagi pasien yang membutuhkan perawatan medis,” tambahnya.
Mengomentari situasi ini, seorang juru bicara pemerintah mengatakan pihaknya berupaya mencapai solusi yang dapat memenuhi kebutuhan kedua belah pihak.
“Namun, kepentingan dan keselamatan masyarakat tetap menjadi prioritas utama kami,” katanya.
Berita ini menarik perhatian banyak warga Korea Selatan dengan sebagian besar masyarakat mendukung rencana perekrutan pemerintah.
Sebuah jajak pendapat baru-baru ini menemukan bahwa 76 persen responden mendukung langkah-langkah pemerintah dalam merekrut lebih banyak dokter.
(Penulis: Bintang Samuel Simanjuntak – Jurnalis Magang)***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"