KONTEKS.CO.ID – AS tengah mempertimbangkan pengiriman bantuan ke Gaza lewat jalur udara menggunakan pesawat militer.
Pertimbangan itu muncul karena pengiriman menggunakan jalur darat banyak menghadapi kendala sehingga menjadi lambat.
Axios, yang pertama kali melaporkan hal ini melaporkan, para pejabat AS menilai, bantuan dari udara akan memiliki efek yang terbatas.
Pasalnya, sebuah pesawat militer hanya dapat menjatuhkan jumlah pasokan yang setara dengan yang terangkut oleh satu atau dua truk.
Seorang pejabat anonim AS mengatakan, serangan militer Israel di Gaza telah meratakan sebagian besar daerah kantong padat penduduk.
Serangan juga telah menewaskan puluhan ribu orang dan membuat hampir seluruh penduduknya mengungsi.
“Kondisi itu membuat warga Gaza berada di ambang kelaparan,” sebutnya.
Data PBB menunjukkan, volume total bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza turun setengahnya pada Februari dibandingkan Januari.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB menyebut, setidaknya 576.000 orang di Jalur Gaza atau sekitar seperempat dari populasi di sana mendekati kodisi kelaparan.
Sementara itu, pada Selasa, 27 Februari 2024, kelompok-kelompok bantuan menghadapi hambatan besar hanya untuk mendapatkan pasokan minimum ke Gaza.
Selain itu, satu dari enam anak di bawah usia 2 tahun di Gaza utara menderita kekurangan gizi akut.
Hampir 2,3 juta orang di daerah kantong Palestina bergantung pada bantuan makanan yang sangat tidak memadai untuk bertahan hidup.
Dalam sebuah wawancara pada hari Selasa dengan surat kabar Guardian, seorang ahli hak atas pangan yang ditunjuk PBB, Michael Fakhri, menuduh Israel dengan sengaja merampas makanan orang-orang di Gaza.
“Jelas ini merupakan kejahatan perang,” katanya.
Sebaliknya, Wakil Duta Besar Israel untuk PBB, Jonathan Miller mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza.
“Namun kuantitas dan kecepatan bantuan bergantung pada kapasitas PBB dan badan-badan lainnya,” katanya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"