KONTEKS.CO.ID – AS kembali mengambil langkah-langkah untuk membendung aliran teknologi senjata ke Rusia.
Yang AS lakukan kali ini yakni meminta perusahaan-perusahaan Amerika untuk menghentikan pengiriman komponen ke lebih dari 600 pihak asing.
“AS khawatir barang-barang tersebut dapat berpindah ke Rusia dan mereka gunakan dalam invasi ke Ukraina,” kata seorang pejabat AS pada Kamis, 28 Maret 2024.
Dalam upaya tersebut, pejabat Departemen Perdagangan AS mengatakan, pihaknya telah mengirimkan surat terkait larangan tersebut kepada setidaknya 20 perusahaan dalam beberapa pekan terakhir.
“Dalam beberapa minggu terakhir, kami telah mengirim surat ke lebih dari 20 perusahaan Amerika. Masing-masing berisi daftar lebih dari 600 pihak asing,” kata Asisten Menteri, Matthew Axelrod pada konferensi pengendalian ekspor tahunan departemen di Washington, D.C.
Perusahaan-perusahaan yang mereka tuju memang membuat dan menjual produk-produk yang ada di rudal dan drone yang ditemukan di Ukraina.
Sejak Moskow menginvasi Rusia pada tahun 2022, AS dan lebih dari 30 negara lainnya telah menerapkan serangkaian sanksi.
Tujuannya untuk menurunkan kemampuan Rusia dalam melancarkan perang dengan cara memutus akses terhadap teknologi Barat.
Namun faktannya, komponen dari Amerika masih ditemukan pada senjata Rusia yang tersisa di medan perang di Ukraina.
“Dalam surat-surat itu, kami telah meminta agar perusahaan-perusahaan Amerika secara sukarela menghentikan pengiriman ke pihak-pihak ini karena tingginya risiko transshipment ke Rusia,” katanya.
Axelrod mengatakan, para pejabat senior AS di Departemen Perdagangan, Departemen Luar Negeri, dan Keuangan juga telah menghubungi para pemimpin senior di perusahaan-perusahaan secara langsung.
Pertemuan mereka untuk membahas langkah-langkah lebih lanjut untuk membantu mencegah produk mereka masuk ke Rusia.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"