KONTEKS.CO.ID – Kapal kontainer Dali yang menabrak Jembatan Francis Scott Key di Baltimore Maryland menyisakan kesedihan bagi komunitas migran di wilayah itu.
Pasalnya, enam pekerja imigran di jembatan itu jatuh ke Sungai Patapsco yang sedingin es. Dua di antaraya ditemukan tewas dan lainnya hilang.
Dua korban tewas yang berhasil teridentifikasi yakni Alejandro Hernandez Fuentes dan Dorlian Castillo.
Tim penyelam berhasil menarik keduanya dari truk pikap merah yang tenggelam di 25 kaki di bawah air, sehari setelah insiden pada Selasa, 26 Maret 2024.
Sementara empat imigran lain yang sampai saat ini masih hilang yakni Maynor Suazo dari Honduras; Jose Lopez dari Guatemala; Miguel Luna dari El Salvador; dan satu lagi yang namanya belum dirilis.
Dalam insiden itu, dua pekerja imigran lain berhasil selamat.
Para imigraan ini bekerja pada malam hari untuk menambal lubang yang ada di jalan raya di atas jembatan.
Kabar duka itu menyebar dengan cepat ke komunitas Hispanik di Baltimore yang jumlahnya makin tahun makin bertambah.
Gereja-gereja mengadakan peringatan bagi para pekerja yang hilang, dan kelompok advokasi dengan cepat mengumpulkan dana USD98.000 untuk keluarga para korban.
Banyak Migran Bekerja Kasar
“Salah satu alasan orang-orang Latin menjadi korban dalam kecelakaan ini karena mereka melakukan pekerjaan yang orang lain tidak ingin lakukan. Kami harus melakukannya, karena kami datang ke sini untuk kehidupan yang lebih baik,” kata Lucia Islas, presiden Comité Latino de Baltimore, sebuah kelompok nirlaba.
Para pekerja di Key Bridge, sebutan untuk Jembatan Francis Scott Key berada di bawah naungan Brawner Builders Inc.
Itu merupakan perusahaan konstruksi lokal yang telah melakukan banyak pekerjaan untuk negara bagian.
Perusahaan itu juga menghadapi tujuh kali tuduhan sejak 2018 karena pelanggaran keselamatan.
Pejabat perusahaan mengaku sangat terpukul atas kerugian tersebut.
Tokoh masyarakat setempat mengatakan, banyak warga Hispanik di kota tersebut mengambil pekerjaan bergaji rendah yang hanya memberikan sedikit keuntungan.
“Satu-satunya pilihan adalah bekerja, ketika Anda tidak memiliki gaji yang sama dengan yang diperoleh warga negara,” kata Carlos Crespo, seorang mekanik dari Meksiko.
Dia mengaku sedih banyak yang tidak menghargai komunitas Hispanik mereka.
“Mereka melihat kami sebagai binatang atau menganggap kami hidup dari pemerintah. Namun itu tidak benar, kami juga membayar pajak,” katanya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"