KONTEKS.CO.ID – Petugas keamanan menangkap dan menginterogasi dua bocah di Rusia karena dianggap ‘membenarkan terorisme’.
Keduanya terlibat dua kasus ‘terorisme’ yang berbeda.
Dalam kasus pertama, polisi di Siberia menginterogasi seorang bocah perempuan berusia 9 tahun.
“Bocah itu mengirim pesan kepada seorang perempuan secara online dan memintanya untuk membunuh orang demi uang,” kata cabang lokal Kementerian Dalam Negeri Rusia pada Rabu, 27 Maret 2024.
“Halo, maukah Anda membunuh orang demi 500.000 rubel (USD5.400)?,” tulis gadis itu kepada wanita yang tidak disebutkan namanya melalui aplikasi pesan.
Menurut keterangan petugas, bocah itu dengan panik meminta maaf setelah wanita tersebut mengancam akan melibatkan Dinas Keamanan Federal (FSB).
Kepada petugas saat interogasi, bocah mengaku menulis pesan tersebut karena bosan.
Akibat tindakan konyol bocah, sang ibu mendapat dakwaan melakukan pengasuhan yang tidak pantas terhadap anak di bawah umur.
Selain itu, gadis tersebut masuk dalam daftar yang memungkinkan pihak berwenang memantau aktivitas masyarakat sebagai tindakan kontraterorisme.
Dalam kasus yang berbeda, seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun menjadi tahanan di kota lain di Tuva.
Melalui jejaring sosial, dia menyerukan tindakan ilegal di bioskop
Anak laki-laki itu mengatakan kepada pihak berwenang bahwa dia ‘ingin bercanda dan menakut-nakuti orang’.
Seseorang yang dewasa lain juga telah tertangkap karena komentar online terkait serangan tersebut.
Tak hanya dua bocah, petugas keamanan Rusia juga mengamankan seorang pria di bandara St. Petersburg sebelum dia menaiki penerbangan ke Armenia.
Dia telah mengunggah ucapan di media sosial, merujuk pada tempat konser yang mendapat serangan awal pekan ini.
“Mengapa Crocus dan bukan Kremlin?” katanya.
Akibat perbuatannya, dia mendapat dakwaaan membenarkan terorisme dengan hukuman hingga tujuh tahun.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"