KONTEKS.CO.ID – Gempa Taiwan dengan Magnitudo 7,2 menewaskan sembilan orang. Sementara korban luka mencapai lebih dari 900 orang.
Wakil Penjabat Kepala Pemadam Kebakaran Hualien, Lee Lung-Sheng menambahkan, 50 pekerja yang menaiki minibus menuju hotel di taman nasional Ngarai Taroko hilang.
Sebanyak 80 orang lainnya terjebak di area pertambangan. Namun belum jelas apakah mereka berada di dalam tambang saat gempa.
Sejumlah bangunan miring hingga sudut yang berbahaya di daerah pegunungan Hualien, dekat pusat gempa.
Semalam, warga yang menjadi korban gempa tidur di tenda darurat dan tempat berlindung lain.
Sementara itu, sejumlah pekerja darurat berusaha menopang bangunan-bangunan yang rusak.
Mereka juga menghancurkan bangunan-bangunan yang kemungkinan kecil untuk bisa terselamatkan.
“Gedung Uranus di belakang kami rusak parah. Bangunan itu memiliki satu lantai basement dan sembilan lantai di atas tanah. Lantai pertama dan kedua kini berada di bawah tanah,” kata Lee, Kamis 4 April 2024.
Wali Kota Hualien, Hsu Chen-Wei mengatakan seluruh warga dan pelaku bisnis di gedung-gedung yang berada dalam kondisi berbahaya telah dievakuasi.
“Pekerjaan pembongkaran mulai pada empat bangunan,” kata wali kota.
Pejabat cuaca Taiwan mencatat ada lebih dari 50 gempa susulan.
Gempa bumi Taiwan Magnitudo 7,2 mengguncang pada Rabu, 3 April 2024 pagi sekitar pukul 08.00 waktu setempat.
Getaran hebat ini berada di kedalaman 15,5 km dan sempat memicu peringatan tsunami untuk Jepang bagian selatan dan Filipina yang kemudian telah mereka cabut.
Otoritas pemadam kebakaran juga mengatakan telah mengevakuasi sekitar 70 orang yang terjebak di terowongan dekat Kota Hualien. Dua dari puluhan orang itu warupakan warga Jerman.
Di jalan raya yang melewati pegunungan, batu-batu besar akibat tanah longsor berserakan di seberang jalan.
Biro Pemadam Kebakaran Pemerintah Kota Taichung mengatakan, pihaknya menyelamatkan seorang pria berusia 50-an yang tidak sadarkan diri di dalam truk.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"