KONTEKS.CO.ID – Rencana Amerika Serikat (AS) tempatkan enam pesawat B-52 berkemampuan bom nuklir di pangkalan terpencil Angkatan Udara (AU) Australia di Tindal, sekitar 300 km selatan Darwin, ibu kota Teritori Utara Australia, dibocorkan oleh sumber di pemerintah AS kepada Reuters, Senin 31 Oktober 2022. Rencana ini terungkap menjelang perhelatan KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022.
Mengingat lokasi pangkalan tersebut hanya berjarak beberapa jam atau dua ribu km dari Jakarta, Indonesia menjadi resah. Kelompok intelektual kiri di Indonesia menganggap hal tersebut merupakan sinyal dari AS sebagai unjuk kekuatan dunia unipolar yang dipimpinnya. Selain itu juga pesan untuk Indonesia yang dianggap terlalu condong ke Rusia dan China.
Indonesia dan Australia selama ini memiliki hubungan erat dan emosional berdasarkan historis, meski begitu rencana penempatan bomber nuklir ini membuat hubungan kedua negara menjadi canggung dimasa sekarang. Terlebih rencana ini mencuat berdekatan dengan KTT G20 Bali.
Sebuah dokumen resmi yang dilaporkan di program Four Corners Australian Broadcasting Corp (ABC) mengatakan Teritori Utara Australia bukan tempat asing bagi militer AS dan telah disusun rencana terperinci soal pemanfaatan fasilitas di Teritori Utara pada musim kemarau untuk pusat pemeliharaan dan area parkir B-52.
Nuclear Naval Propulsion, sikap keberatan Jakarta terhadap Canberra
Tahun lalu, Amerika Serikat, Inggris, dan Australia membuat kesepakatan keamanan yang akan memberi Australia teknologi untuk mengerahkan kapal selam bertenaga nuklir, yang membuat marah China. Menurut peneliti senior di Center for a New American Security Becca Wasser seperti dilansir dari ABC, penempatkan B-52 yang memiliki jangkauan tempur sekitar 14.000 km di Australia akan menjadi peringatan bagi Beijing yang belakangan makin agresif soal Taiwan.
Tahun ini, AS sudah mengerahkan empat B-52 ke pangkalan Angkatan Udara Andersen di Guam. Untuk diketahui, jarak antara Darwin dan Nusa Tenggara Timur (NTT) hanya sekitar 800 kilometer. Selain berada dihalaman belakang, Jakarta resah dengan perlombaan senjata nuklir di kawasan.
Jakarta menyampaikan keberatan secara tidak langsung kepada Australia melalui PBB berupa pengajuan “Nuclear Naval Propulsion” dalam 10th Review Conference of the Parties to the Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons (NPT RevCon) di New York pada 1-26 Agustus 2022, yang mengisi kekosongan aturan hukum internasional terkait kapal selam tenaga nuklir. Paper ini merintangi adanya pelanggaran komitmen non-proliferasi nuklir, yang membuka peluang negara pemilik senjata nuklir untuk berkolusi dengan negara bukan pemilik senjata nuklir.
Australia berubah sikap
Australia melakukan sikap yang mengejutkan atas perjanjian pelarangan senjata nuklir dalam pemungutan suara di PBB di New York pada hari Sabtu 29 Oktober 2022 dengan memberikan suara abstain dalam voting tersebut. Perubahan sikap mendadak tersebut terjadi pagi hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara. Demikian dilaporkan The Guardian.
Mengingat selama lima tahun sebelumnya Australia selalu menentang non-proliferasi nuklir. Pergeseran sikap ini dianggap sebagai pertanda kemajuan. Menteri luar negeri Australia Penny Wong melalui juru bicaranya mengatakan bahwa Australia memiliki “komitmen panjang dan bangga terhadap rezim non-proliferasi dan perlucutan senjata global” dan bahwa pemerintah mendukung “ambisi perjanjian baru tentang dunia tanpa senjata nuklir”.
Australia memilih menentang pembukaan negosiasi pada perjanjian baru yang diusulkan pada akhir 2016 dan tidak berpartisipasi dalam pembicaraan itu pada 2017. Sejak 2018 Australia telah memilih menentang resolusi tahunan di majelis umum PBB dan komite pertama yang meminta semua negara untuk bergabung dengan perjanjian secepat mungkin.
Indonesia, Selandia Baru, Malaysia, dan Irlandia termasuk di antara negara-negara yang turut mensponsori resolusi dukungan PBB tahun ini. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"